Ketika Capsicum terus dibudidayakan secara masif di Nusantara, popularitas cabya jawa akhirnya menurun. Adapun lada masih bertahan sebagai pecitarasa pedas masakan.Meski demikian masyarakat Nusantara sendiri umumnya lebih memilih menyukai Capsicum ketimbang lada dengan alasan lebih nyaman di mulut dan lambung.
Atas dasar perubahan selera inilah cabai lantas naik statusnya menjadi bahan pemedas primadona baru di Nusantara.
Hal unik lainnya adalah kata "lada", yang notabene nama bahan pemedas, oleh orang Sunda justru dipakai untuk menyifati sensasi rasa pedas ketika menikmati baik cabai maupun makanan/sambal dari hasil olahan cabai. Semisal ungkapan Sunda "lada pisan", yang artinya pedas sekali.
4. Penghasil rasa pedas terpopuler
Meski banyak rempah penghasil rasa pedas, kini cabai tetap menempati urutan pertama di Indonesia. Hal ini menyiratkan secara kolektif masyarakat Indonesia telah menjaga dengan baik warisan leluhur dalam memuliakan cabai sebagai bahan pokok pecitarasa pedas sekaligus penggugah selera makan.
Popularitas cabai terbukti dari bermunculannya berbagai aneka sambal di berbagai daerah di Indonesia dari masa ke masa. Sebut saja dabu-dabu dari Manado, sambal oncom dari Jawa Barat, sambal kencur dari Purwokerto, sambal kluwak dari Jawa Timur, sambal matah dari Bali, dan sambal lado dari Sumatra Barat, dan masih banyak lagi.
5. Cabai termasuk tanaman obat
Selain membuat makan menjadi berselera, di balik sensasi pedasnya, cabai juga masuk ke dalam jenis tanaman obat.
Dalam buku masak berjudul Indisch kookboek (buku masak Hindia) terbitan 1872 susunan Geertruida Gerardina Gallas Haak-Bastiaanse, disebutkan perihal khasiat medis cabai: "Versche spaansche peper is te prefereeren, doch uit de apotheek neme men die, waarvan de steelen nog groen zijn" (ragam cabai disukai, bahkan salah satunya dapat dijadikan obat, terutama yang berbatang masih hijau).
Nyatanya memang, dalam seri buku Plant Resources of Southeast Asia No. 12: Medicinal and Poisonous Plants 1 (1999) diterangkan bahwa dalam dunia medis ada Capsaicin, bahan ekstraksi cabai yang dipasarkan sebagai analgesic atau obat penahan/pereda/penghilang rasa sakit.
"Dalam ensiklopedia Upaboga di Indonesia (2003), Suryatini N. Ganie menjelaskan perihal khasiat cabai yang diyakini dapat meredakan gangguan paru-paru, mengeluarkan dahak, mencegah timbulnya bronkhitis, batuk, mencegah penggumpalan darah, menghilangkan rasa nyeri dan menambah gairah hidup," papar Fadly.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.