Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamu Tahu Soka Papak? Ini Tarian untuk Menyambut Tamu di Sikka Flores

Kompas.com - 15/06/2019, 18:40 WIB
Nansianus Taris,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Setiap daerah di Indonesia tentu memiliki tarian khas dan unik. Kamu pernah dengr Soka Papak? Ini tarian khas di Maumere, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Soka Papak merupakan tarian menyambut dan mengawal tamu yang berkunjung ke Maumere dan daerah-daerah di Kabupaten Sikka.

Tarian Soka Papak ini ada sejak zaman kerajaan digunakan menyambut raja dan ratu saat mengunjungi daerah di Sikka.

Baca juga: Dulu Angker, Danau Koliheret di Sikka Akan Jadi Destinasi Wisata

Seperti yang disaksikan Kompas.com, Selasa (4/6/2019), di Pelabuhan Kewapante, Maumere. Tarian Soka Papak digelar untuk menyambut Bupati dan Wakil Bupati Sikka, Fransiskus Roberti Diogo dan Romanus Woga dalam acara penyambutan kapal Roro Windu Karsa Dwitya yang akan beroperasi dari Maumere menuju Surabaya.

Tepat pukul 10.00, Bupati dan Wakil Bupati Sikka tiba di Pelabuhan Kewapante disambut tarian Soka Papak yang dibawakan oleh sanggar tari Doka Tawa Tana.

Baca juga: Mengenal Moke, Minuman Tradisional dan Simbol Adat di Sikka Flores

Usai menggelar tarian itu, Kompas.com pun berkesempatan berdialog dengan ketua Sanggar Doka Tawa Tana, Cletus Beru tentang tarian Soka Papak.

Tarian Soka Papak digelar saat menyambut Bupati dan Wakil Bupati Sikka, Fransiskus Roberti Diogo dan Romanus Woga di Pelabuhan Kewapante Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (4/6/2019).KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Tarian Soka Papak digelar saat menyambut Bupati dan Wakil Bupati Sikka, Fransiskus Roberti Diogo dan Romanus Woga di Pelabuhan Kewapante Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (4/6/2019).
Cletus, demikian ia disapa, menjelaskan secara harfiah tarian Soka Papak terdiri dari dua suku kata, yakni "Soka" yang artinya menari dan "Papak" artinya menyambut, menghormati, dan mengawal.

"Jadi Soka Papak ini berarti tarian menyambut dan mengawal tamu," kata Cletus.

Baca juga: Mengenal Gong Waning, Musik Tradisional dari Sikka Flores

Ia menuturkan, zaman dulu, tarian Soka Papak digelar untuk menyambut tamu-tamu agung atau terhormat yang berkunjung ke daerah-daerah di Sikka.

Menurut Cletus, dulu pada zaman kerajaan, tarian itu digelar ketika raja dan ratu masuk di perkampungan.

"Seluruh warga kampung itu bersama-sama, turun ke tengah kampung, untuk menyambut raja dan ratu bersama rombongannya," terang Cletus.

Baca juga: Tua Reta Lou, Tarian Menyambut Tamu di Sikka Flores

Ia menjelaskan, tarian itu dilakoni lebih dari 10 orang wanita dan 1 orang pria.

Tarian Soka Papak digelar saat menyambut Bupati dan Wakil Bupati Sikka, Fransiskus Roberti Diogo dan Romanus Woga di Pelabuhan Kewapante Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (4/6/2019).KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Tarian Soka Papak digelar saat menyambut Bupati dan Wakil Bupati Sikka, Fransiskus Roberti Diogo dan Romanus Woga di Pelabuhan Kewapante Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (4/6/2019).
"Kita melihat bahwa di tangan para wanita itu ada pegang pisau, kemudian ada tombak dan juga ada parang. Dulu tidak ada, tentara dan polisi untuk mengawal orang-orang penting atau pejabat. Sehingga pengamanan itu tetap dilakukan dengan senjata tradisonal mereka pegang di tangan. Ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, peserta tarian Soka Papak itu yang akan menyerang orang langsung musuh-musuh yang membuat kacau," jelas Cletus.

Ia menerangkan, zaman dulu, orang-orang yang masuk dalam tarian Soka Papak itu tidak diambil sembarang di kampung. Harus orang tertentu, yang punya ahli dalam mengawal dan mengamankan raja dan ratu.

"Mengapa begitu, ya, ketika ada musuh yang menyerang nanti, mereka langsung mengamankan," terangnya.

Ia mengatakan, tarian penyambutan atau Soka Papak itu memang merupakan tarian massal yang dibawakan oleh orang-orang pilihan untuk mengawal tamu-tamu agung.

"Tarian soka papak ini dilakoni lebih dari belasan orang. Harus massal. Disebut massal karena jumlahnya tidak tentu. Kalau massal berarti dalam jumlah banyak," kata Cletus.

Tarian Soka Papak digelar saat menyambut Bupati dan Wakil Bupati Sikka, Fransiskus Roberti Diogo dan Romanus Woga di Pelabuhan Kewapante Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (4/6/2019).KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Tarian Soka Papak digelar saat menyambut Bupati dan Wakil Bupati Sikka, Fransiskus Roberti Diogo dan Romanus Woga di Pelabuhan Kewapante Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (4/6/2019).
Ia menuturkan, tidak ada durasi waktu dalam tarian Soka Papak. Di mana tamu disambut, di mana tempat tamu masuk gedung atau panggung, di situ tarian itu selesai.

Dalam tarian itu ada satu pria yang memimpin dan mengatur gerak gerik penari. Yang memimpin itu disebut komandan.

"Dia yang mengatur jalannya tarian. Dia yang membuat aba-aba untuk memulai dan berhentinya tarian ini," katanya.

Sementara itu, alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian Soka Papak itu adalah Gong Waning (alat musik tradisional Sikka).

Ia mengatakan, sejak tahun 1990-an sanggarnya memainkan tarian Soka Papak. Sejak adanya sanggar, selalu diminta pemerintah, swasta, gereja, dan masyarakat untuk memeriahkan acara yang digelar.

Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol Setda Sikka, Even Edomeko mengapresiasi sanggar Doka Tawa Tana yang melestarikan tarian Soka Papak.

Tarian Soka Papak digelar saat menyambut Bupati dan Wakil Bupati Sikka, Fransiskus Roberti Diogo dan Romanus Woga di Pelabuhan Kewapante Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (4/6/2019).KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Tarian Soka Papak digelar saat menyambut Bupati dan Wakil Bupati Sikka, Fransiskus Roberti Diogo dan Romanus Woga di Pelabuhan Kewapante Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (4/6/2019).
Menurutnya, tarian Soka Papak merupakan warisan leluhur Kabupaten Sikka yang harus dipertahankan eksistensinya.

Ia berharap kaum muda sebagai generasi penerus Kabupaten Sikka bisa mempelajari tarian Soka Papak.

"Tujuannya adalah agar warisan ini tidak hilang ditelan zaman. Saya sendiri sudah memakai tarian ini saat upacara pernikahan adik. Itu bagian dari apresiasi terhadap budaya daerah kita," ujar Even.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com