Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecap dari Berbagai Negara di Asia, Apa Bedanya dengan di Indonesia?

Kompas.com - 18/06/2019, 06:49 WIB
Silvita Agmasari,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Sumber Snukfoods

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 2.000 tahun lalu, China menemukan kecap. Secara tradisional, kecap dibuat dengan menghancurkan kacang kedelai utuh atau biji-bijian lain menjadi pasta, dimasak, kemudian difermentasi. Cara pembuatan kecap ini lantas menyebar ke seluruh Asia, tak terkecuali Indonesia.

Uniknya setiap negara lantas punya selera dan cara tersendiri dalam mengelola kecap. Seperti di Indonesia, kecap berubah jadi manis, legit, dan beraroma khas. Inilah yang membuat kecap menjadi unik. Berikut ini adalah beberapa ciri kecap di Asia untuk mengetahui perbedaannya dengan di Indonesia:

1. Jiangyou, China

Inilah cikal bakal kecap di Asia. Terbuat dari fermentasi kacang kedelai dan garam. Kecap ini berasal dari Dinasti Han (206 SM - 220 M). Sebelum periode ini, bukan kacang kedelai yang difermentasikan sebagai penyedap, melainkan daging, ikan, atau aneka biji-bijian.

Baca juga: Zaman Belanda, Kecap Sempat Dibuat dari Kacang Hijau

Alasan Dinasti Han mengganti bahan-bahan tersebut dengan kacang kedelai karena lebih mudah ditanam dan dipanen di berbagai kondisi tanah. Nama Jiangyou dicetuskan pada Dinasti Song (960-1279).

2. Koikuchi Shoyu, Jepang

Kecap asin masuk ke Jepang diperkirakan pada abad ke 12, melalui biksu Buddha. Uniknya ketika masuk ke Jepang, kecap asin China mengalami perubahan.

Kecap asin Jepang memiliki rasa yang lebih lembut ketimbang kecap asin dari China. Kadar garamnya lebih rendah dan memiliki sedikit rasa manis jika dibanding kecap asin dari China. Di dunia barat, kecap ini disebut light soy sauce.

Baca juga: Bagaimana Cara Menyimpan Kecap Manis yang Benar?

Sehingga membuat kecap ini sangat digemari untuk menyantap hidangan seperti sushi dan sashimi. Orang jepang juga mengandalkan kecap ini untuk memasak daging, sayuran, menumis nasi, dan mie.

3. White Shoyu, Jepang

Bukan seperti namanya, kecap ini tidak benar-benar berwarna putih, hanya lebih pucat ketimbang koikuchi shoyu. Memiliki cita rasa yang lebih ringan, lebih sedikit umami, dan lebih manis, ketimbang koukuchi shoyu.

Baca juga: 5 Pabrik Kecap Tertua di Indonesia

Oleh karena rasanya sangat ringan, kecap ini lebih banyak ditambahkan selesai makanan dimasak atau pada makanan mentah seperti sushi dan sashimi.

4. Tamari, Jepang

Masih dari Jepang tamari adalah produk sampingan dari pasta miso. Beberapa produk tamari di pasaran diklaim bebas gluten. Biasanya dimanfaatkan untuk memasak daging unggas.

5. Kecap Usia Lama, Korea

Secara tradisional kecap merupakan fermentasi kacang kedelai selama enam sampai satu tahun. Namun kecap usia fermentasi lama juga dikenal, khususnya di Korea.

Kecap ini berasal dari hasil fermentasi tiga sampai lima tahun. Menghasilkan rasa yang kompleks alias lebih kaya. Oleh karena masa fermentasi yang panjang, harga kecap ini jadi jauh lebih mahal dibanding kecap biasa.

6. Kecap Asap, Jepang dan Korea

Kecap dengan tambahan berbagai rempah mungkin terbilang biasa, tetapi di Jepang dan Korea melakukan inovasi dengan mebambahkan cita rasa asap dari berbagai kayu. Membuat makanan memiliki rasa dan aroma yang lebih kaya serta berbeda. Kecap asap ini termasuk kecap premium alias dijual dengan harga tinggi.

7. Kecap Manis, Indonesia

Dalam Bahasa Inggris, kecap manis disebut sweet aromatic soy sauce. Lantaran kecap manis memiliki tekstur kental, manis legit, dan aroma yang khas dibanding kecap-kecap dari negara lain.

Hal yang paling membedakan kecap manis Indonesia dengan kecap asli yakni kecap dari China adalah penambahan gula merah.

Pada perkembangan, produsen kecap di Indonesia juga menambahkan berbagai rempah khas Indonesia sehingga memberi aroma dan rasa yang khas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com