Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadirkan TIC, Cara Bantul Beri Kenyamanan Wisatawan

Kompas.com - 20/06/2019, 15:10 WIB
Markus Yuwono,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, serius menggaet wisatawan. Salah satunya dengan membuat Tourist Information Center (TIC) di kawasan pantai Depok, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, atau tepatnya di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).

Meski baru tahap awal, diharapkan bisa dimaksimalkan wisatawan yang berkunjung untuk beristirahat sambil mencari informasi mengenai pariwisata yang ada di Kabupaten Bantul.

Selain itu, untuk menarik wisatawan, Pemkab Bantul memperbaiki infrastruktur yang ada di kawasan wisata. Dibangun dengan bantuan Kementerian Pariwisata melalui DAK (Dana Alokasi Khusus) senilai Rp 1,7 miliar.

Baca juga: Perhatikan Hal Ini Saat Berkunjung ke Hutan Pinus di Bantul

Bupati Bantul Suharsono menyampaikan gedung TIC ini dibangun lokasi Sultan Ground seluas 3.350 meter persegi. Di dalam gedung juga terdapat layanan satu jari sebagai aplikasi untuk mendapatkan informasi mengenai pariwisata yang ada di Kabupaten Bantul.

Wisatawan diharapkan bisa memanfaatkan lokasi untuk beristirahat. Pemerintah terus berupaya mengembangkan TIC tahun depan.

"Kalau perlu nanti kamar mandi ditambahin. Bisa digunakan orang asing dari mancanegara untuk mandi-mandi," ucapnya di sela peresmian, Selasa (16/6/2019).

Baca juga: Sambut Pagi dengan Naik Kuda Terbang di Bukit Panguk Bantul

Menurut dia, Pemkab Bantul serius menarik wisatawan berkunjung ke wilayahnya, karena memiliki berbagai keunikan yang tak kalah dengan wilayah lain. Upaya serius ini dilihat dari pelebaran jalan di jalur wisata, salah satunya ke hutan pinus.

Hutan Pinus MangunanKompas.com/Anggara Wikan Prasetya Hutan Pinus Mangunan
Pemerintah tahun lalu dan tahun ini sudah melebarkan jalan menuju Kebun Buah Mangunan dan Kawasan Hutan Pinus. Selain itu, tahun depan pelebaran Jalur Cino Mati yang selama ini digunakan wisatawan untuk berkunjung ke kawasan hutan pinus.

"Aspalan minimal 7 meter men iso go simpangan (Bisa bersimpangan) fisik (Jalur cino Mati) tahun 2020. Tetapi untuk administrasi ganti rugi sudah dan lain sebagainya kami anggarkan kurang lebih Rp 65 miliar. Tempat wisata mau saya kembangkan, yang sana sudah jalan seperti Mangunan, dan Dlingo. Sekarang Parangtritis apa yang perlu kita kembangkan. Saya serahkan kepala dinas (Pariwisata) untuk bekerja sama dengan masyarakat sekitar," katanya.

Dengan upaya pengembangan pariwisata ini diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Diharapkan bisa memaksimalkan potensi masyarakat sekitar.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan, untuk pengembangan TIC pihaknya akan bekerja sama dengan pihak desa.

Saat ini luasan yang dimanfaatkan untuk TIC seluas 3.350 meter. Masih ada sekitar 16.000 meter lagi untuk tahap pengembangan.

Ke depan adanya TIC diharapkan membawa dampak perkonomian bagi warga. Harapannya nantinya ramai dikunjungi wisatawan, jangan sampai warga sekitar justru hanya bisa menjadi penonton.

Bermain hammock di Hutan Pinus Dlingo sungguh menyenangkan. Hutan ini terletak di Desa Dlingo, Mangunan, Bantul, DI Yogyakarta. Hutan Pinus ini makin populer sebagai lokasi hunting foto bahkan pre-wedding. KOMPAS.com/DANI J Bermain hammock di Hutan Pinus Dlingo sungguh menyenangkan. Hutan ini terletak di Desa Dlingo, Mangunan, Bantul, DI Yogyakarta. Hutan Pinus ini makin populer sebagai lokasi hunting foto bahkan pre-wedding.
"Saya ingin mereka (masyarakat setempat) terlibat. Sehingga ekonomi masyarakat ini bisa meningkat," katanya.

Meski demikian, pihaknya berharap saat ini masyarakat bersabar, karena pembangunannya belum selesai sepenuhnya. Tahap berikutnya, akan dikaji penambahan fasilitas seperti layanan kesehatan. Saat ini sejumlah fasilitas seperti gazebo dan mushala tersedia.

Dispar Bantul juga akan menggandeng Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Dengan begitu, bangunan megah tersebut tidak akan mangkrak dan terus bergeliat. Ke depan juga akan dihidupkan dengan menyediakan suvernir atau cinderamata hingga kuliner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com