Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Seputar Sawahlunto yang Masuk Nominasi Situs Warisan Dunia

Kompas.com - 27/06/2019, 11:28 WIB
Sherly Puspita,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Meski demikian ada yang memperkirakan Belanda sengaja menutupnya sebagai cadangan sebab masih tersisa di sana sebanyak 40 juta ton batubara.

Pada saat penggalian kembali untuk keperluan mengubah Sawahlunto dari kota arang menjadi kota wisata, ditemukan banyak kerangka, yang menunjukkan banyak petambang meninggal selagi bekerja dan jenazahnya dikumpulkan begitu saja di salah satu sudut terowongan.

4. Sempat Dianggap Kota Mati

Kota Sawahlunto sempat dianggap sebagai kota mati di tahun 2000. Hal ini terjadi karena batubara di Sawahlunto dianggap sudah hampir habis. Padahal ekonomi Sawahlunto tergantung pada pertambangan batubara.

"Masih ada, tapi batubaranya itu deposit dalam. Jadi untuk tambang batubara perlu alat dan teknologi yang lebih maju, sehingga pembiayaan pun tinggi. Sejak tahun 2000, penduduk Sawahlunto makin berkurang karena takut pada berhentinya kegiatan ekonomi. Mereka sudah tidak ada harapan hidup di sini, jadinya banyak yang merantau atau balik ke kampung," ujar Wali Kota Sawahlunto Amran Nur yang menjabat di tahun 2011 saat ditemui, Jumat (10/6/2011).

Memang, sejak dahulu Sawahlunto banyak pendatang karena tergiur dengan lapangan kerja di kawasan pertambangan. Namun ketika produksi batubara nyaris mati, penduduk Sawahlunto berkurang sekitar 20 persen. Karena itu, pihak pemerintah daerah pun membanting setir mengubah citra kota arang menjadi kota turis.

Beruntung, sejak tahun 2003 pemerintah setempat telah mengupayakan beragam cara agar Sawahlunto menjadi kota wisata. Kota Sawahlunto pun dipromosikan sebagai Heritage City, kota peninggalan kolonial Belanda yang dahulu terkenal sebagai pusat pertambangan.

Tungku pembakaran yang dibuat tahun 1894 ini berada di Museum Goedang Ransoem, Sawahlunto, Sumatera Barat.KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F. Tungku pembakaran yang dibuat tahun 1894 ini berada di Museum Goedang Ransoem, Sawahlunto, Sumatera Barat.

5. Punya Banyak Objek Wisata Sejarah

Banyak sekali situs bersejarah di kota ini. Antara lain menara yang ada di ketinggian, lorong yang dulu dipakai mengangkuti batubara dengan kereta dari lubang penggalian ke tiga silo di bawahnya, Goedang Ransoem, stasiun kereta api, dua Gereja Katolik dan Gereja Kristen Protestan, Masjid Agung, Gedung Pusat Kebudayaan, hingga kantor pertambangan batubara pada masa kolonial dulu yang sekarang ditempati kantor PT Bukit Asam.

Namun tiga obyek wisata yang menonjol adalah Lubang Tambang Mbah Soero, Goedang Ransoem, dan Stasiun Kereta Api Sawahlunto. Ketiga peninggalan itu sekaligus menjadi obyek-obyek utama pengembangan pariwisata Sawahlunto dalam konsep dari "Kota Arang" menjadi kota wisata.

Salah satu situs paling populer adalah Museum Goedang Ransoem yang merupakan salah satu peninggalan pemerintah kolonial ketika menjadikan Sawahlunto sebagai kota tambang penghasil batubara sejak tahun 1888.

Kota Sawahlunto tidak hanya menarik dikunjungi, tetapi juga bahan belajar tentang kekejaman dan keserakahan manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Travel Update
Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com