Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Seputar Sawahlunto yang Masuk Nominasi Situs Warisan Dunia

Kompas.com - 27/06/2019, 11:28 WIB
Sherly Puspita,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kabar baik untuk masyarakat Indonesia. Karena, salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat, Sawahlunto menjadi salah satu di antara 44 nominasi destinasi untuk daftar Situs Warisan Dunia UNESCO 2019.

Hal ini diputuskan melalui musyawarah komite yang bertanggung jawab atas daftar nominasi Situs Warisan Dunia UNESCO 2019 yang dilakukan selama 11 hari di Kota Baku, Azerbaijan. Saat ini telah ada 1.092 situs dari 167 negara yang telah masuk dalam daftar tersebut.

Tahun 2019 ini, ada tiga kategori yang berbeda dalam daftar nominasi tersebut. Kategori pertama adalah situs alam. Kategori kedua adalah situs budaya, dan yang ketiga ialah gabungan antara unsur budaya dan alam.

Menurut keterangan di situs web resmi UNESCO, Sawahlunto merupakan kota penambangan batubara tertua di Asia Tenggara. Namun nama Sawahlunto agaknya masih jarang terdengar, bahkan oleh masyarakat Indonesia sendiri.

Berikut KompasTravel merangkum 5 fakta seputar Sawahlunto.

Kota Sawahlunto di Provinsi Sumatera Barat.Shutterstock Kota Sawahlunto di Provinsi Sumatera Barat.

1. Berhawa Sejuk

Berkeliling sejak pagi hingga siang hari, di bawah teriknya matahari musim kemarau terasa sejuk sebab Sawahlunto berada di antara pegunungan Bukit Barisan yang rimbun sehingga disebut juga ”Kota Kuali”.

Kota Sawahlunto memiliki luas 273,45 kilometer persegi yang 26,5 persen kawasannya merupakan area perbukitan yang ditutupi hutan lindung. Seperti halnya daerah lain di Sumatera Barat, Sawahlunto memiliki iklim tropis dengan kisaran suhu minimum 22,5 derajat celcius.

Selain udaranya yang sejuk, di kota ini kamu dapat melihat indahnya danau yang terbentuk dari bekas galian tambang batubara.

Patung orang rantai terpasang di kompleks Museum Tambang Lobang Mbah Soero yang merupakan tambang pertama Belanda di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Patung orang rantai terpasang di kompleks Museum Tambang Lobang Mbah Soero yang merupakan tambang pertama Belanda di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.

2. Disebut Kota Arang

Sawahlunto, dulu dikenal sebagai "Kota Arang" sebab menghasilkan batubara sumber energi. Hal ini juga ditandai dengan didirikannya patung orang rantai terpasang di kompleks Museum Tambang Lobang Mbah Soero yang merupakan tambang pertama Belanda di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.

Bukan hanya batubara, di kompleks museum ini kamu juga bisa melihat kereta api pengangkut batubara dari lubang ke tiga silo dengan kereta uap Mak Itam. Sejak 2009 kereta ini menjadi sarana para turis bernostalgia dengan kereta uap dari Sawahlunto-Padang.

Kini kereta dengan dua gerbongnya teronggok di gudang samping stasiun kereta api Sawahlunto.

Patung pekerja tambang batu bara di Lubang Mbah Suro di Sawahlunto, Sumatera Barat.KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Patung pekerja tambang batu bara di Lubang Mbah Suro di Sawahlunto, Sumatera Barat.

3. Menyimpan Kisah Penjajahan Belanda

Sawahlunto menyimpan sepotong kisah penjajahan Belanda. Sawahlunto menarik perhatian berkat temuan pada tahun 1868 oleh seorang insinyur pertambangan Belanda, Willem Hendrik de Greve, tentang adanya potensi besar kandungan batubara di Sungai Ombilin, salah satu sungai di Sawahlunto. De Greve meninggal terseret arus Sungai Ombilin, tetapi penelitian terus dilanjutkan.

Penggalian pertama dilakukan tahun 1890 oleh ribuan orang rantai atau sebutan untuk orang-orang terpidana yang terus-menerus dirantai kakinya dan kuli kontrak—keduanya berasal dari berbagai daerah. Produksi pertama tahun 1892 sebesar 40.000 ton dari lapangan Sungai Durian.

Ekspansi berlanjut dengan mengeduk perut bumi pusat kota di Lubang Tambang Soegar, lubang pertama di Sawahlunto yang digali tahun 1898 dan ditutup tahun 1930, dibuka kembali tahun 2007 dan dijadikan obyek terpenting wisata tambang Sawahlunto dengan nama Lubang Tambang Mbah Soero, diambil dari nama Mbah Soero, seorang mandor yang terkenal sakti.

Namun sayangnya Lubang dengan kedalaman ratusan meter itu kini ditutup karena besarnya rembesan air. Kedalaman bisa mencapai ratusan meter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com