Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Salah! Candil dan Biji Salak Terlihat Mirip tetapi Beda

Kompas.com - 27/06/2019, 18:17 WIB
Silvita Agmasari,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Makanan manis khas Nusantara candil dan biji salak punya bentuk yang sangat mirip. Keduanya berbentuk bulat, berwarna cokelat, disantap dengan gula merah dan santan. Meskipun tampak mirip, sebenarnya candil dan biji salak terbilang berbeda.

"Biji salak berasal dari kuliner Betawi, terbuat dari bola-bola ubi jalar yang dicampur dengan tepung tapioka kemudian direbus," jelas Pemerhati Kuliner Indonesia, peneliti pangan UGM, dan penulis buku kuliner Prof. Dr. Murdijati Gardjito dihubungi KompasTravel, Kamis (27/6/2019).

Beda dengan biji salak, candil berasal dari daerah Jawa seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Candil terbuat dari campuran tepung beras ketan dan air yang dibuat bulatan kemudian direbus. Jadi bisa disebut jika candil yang benar tidak ada campuran ubi jalar.

Untuk kuah, biji salak biasanya disantap bersama gula kelapa dan disiram santan kelapa. Sedangkan kuah candil biasanya dibuat dari bumbu gula kelapa dan diberi daun pandan untuk memberi aroma khas. Sama dengan kuah biji salak, kuah candil juga diberi santan kelapa masak yang kental.

Bubur candilShutterstock Bubur candil

Tak jarang candil juga disajikan dengan bubur sumsum sehingga menambah rasa gurih dan tekstur yang unik.

"Bubur candil juga terdapat di Bali disebut jaje batun bedil, sedangkan di Sulawesi disebut katiri mandi," jelas Murdijati.

Hal yang menarik, jika menyantap biji salak atau candil di Jakarta, keduanya bisa mengalami bias nama. Dari perngalaman KompasTravel, seringkali saat membeli biji salak justru tidak terbuat dari ubi jalar tetapi hanya tepung tapioka atau tepung beras ketan.

Saat membeli bubur candil yang disajikan justru bubur sumsum yang diberi biji salak. Inilah yang pada akhirnya membuat kedua makanan yang mirip ini sering tertukar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com