Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Adityo Prodjo
Jurnalis dan pendaki gunung

Travel journalist Kompas.com dan anggota Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Menyukai isu wisata petualangan dan pendakian gunung. Suka berbagi cerita di Instagram dengan akun @wahyuuap.

Tips untuk Pendaki agar Tak Terserang Hipotermia

Kompas.com - 09/07/2019, 12:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bahan-bahan untuk sarung tangan, kupluk, dan kaus kaki sebaiknya berbahan wool. Untuk jaket, kamu lebih baik membawa jaket-jaket sesuai sistem layering untuk menjaga panas tubuh tak keluar.

Kamu bisa membawa jaket berbahan fleece atau lebih sering dikenal dengan pollar, synthetic high-loft, dan bulu angsa (down) sebagai lapisan kedua (midlayer). Kamu juga bisa membawa jaket berbahan goretex sebagai lapisan terakhir setelah midlayer.

3. Mendaki pada pagi dan siang hari

Kamu lebih baik mendaki gunung pada siang hari. Kamu bisa menghindari suhu yang turun pada malam hari dan terhindar dari risiko kedinginan.

Tubuh akan lebih tersinari matahari dan menyerap panas. Selain itu, pemakaian pakaian yang tepat saat mendaki gunung akan memudahkan sirkulasi udara dan mencegah potensi hipotermia.

4. Jangan mendaki menggunakan jaket pada siang hari

Saya seringkali melihat pendaki menggunakan jaket saat mendaki di siang hari. Beberapa menyatakan alasan untuk melindungi panas yang menyinari kulit.

Pemakaian jaket pada siang hari yang terik justru akan meningkatkan risiko terkena hipotermia. Saat kamu mendaki dengan jaket, keringat akan terjebak di kaus dan tak bisa tersirkulasi.

Bila terlalu lama menggunakan baju yang basah saat mendaki dan menggunakan jaket saat mendaki, kamu akan berisiko terserang hipotermia. Baju yang basah akan terus membuat suhu tubuh semakin turun.

Biarkan keringat bisa bersirkulasi dengan baik tanpa terhalang jaket. Baju dengan bahan wol atau polyster akan cepat kering saat tertiup angin.

Bila kamu ingin menggunakan jaket, sebaiknya pada saaat berhenti sejenak saat beristirahat dan ketika sudah berada di tempat kemah atau ingin tidur. Pemakaian jaket saat berhenti mendaki sesaat akan menjaga panas tubuh tak keluar.

5. Pakai baju dengan sirkulasi udara yang baik

Saat mendaki gunung meski di tengah suhu udara yang rendah, gunakan bahan yang mudah cepat kering. Kamu bisa memilih bahan yang cepat kering seperti wol atau polyester. Hindari penggunaan baju dengan bahan katun.

Bahan seperti polyester dikenal bisa lebih mudah dan cepat kering dalam kondisi basah. Saat terkena angin, bahan polyester bisa cepat kering.

Saya temukan masih banyak pendaki yang keliru saat menggunakan pakaian pendakian. Salah satunya seperti penggunaan kemeja flannel berbahan katun saat mendaki gunung.

Selain itu, ada juga yang menggunakan jaket jeans saat mendaki gunung. Selain itu, penggunaan celana jeans oleh juga masih banyak saya temukan.

Pilihlah celana yang memiliki sistem quick dry. Penggunaan celana sistem quick dry juga bisa mencegah kamu dari potensi terserang hipotermia.

6. Asupan makanan dan minuman yang bergizi

Mendaki gunung merupakan aktivitas luar ruang yang memerlukan banyak karbohidrat, terlebih jika mendaki di tengah suhu yang dingin. Kamu tak bisa sembarangan membawa makanan dan minuman untuk mendaki gunung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com