Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Adityo Prodjo
Jurnalis dan pendaki gunung

Travel journalist Kompas.com dan anggota Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Menyukai isu wisata petualangan dan pendakian gunung. Suka berbagi cerita di Instagram dengan akun @wahyuuap.

Tips untuk Pendaki agar Tak Terserang Hipotermia

Kompas.com - 09/07/2019, 12:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SIAPA yang di antara kamu yang tak suka atau belum pernah mendaki gunung?

Saat ini, mendaki gunung adalah salah satu aktivitas wisata yang digemari generasi millenial bahkan generasi di atasnya.

Mendaki gunung menawarkan ketenangan saat berada di tengah alam juga menjadi favorit untuk tempat berburu foto yang Instagramable.

Namun, perlu disadari aktivitas mendaki gunung juga penuh risiko. Ada bahaya yang mengintai mulai dari terkilir, hipotermia hingga kematian.

Dari data dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) tahun 2015-2019, tercatat peningkatan angka kecelakaan pendaki saat mendaki gunung.

Salah satu jenis kecelakaan yang kerap mengintai pendaki dan berujung kematian adalah hipotermia.

Hipotermia merupakan kondisi mekanisme tubuh yang kesulitan untuk mengatur tekanan suhu dingin. Biasanya hipotermia terjadi saat suhu tubuh berada di bawah 35 derajat.

Suhu tubuh normal sendiri berada di kisaran 36,5 - 37,5 derajat celsius. Nah, dengan suhu dingin yang terjadi di musim kemarau, tentunya bisa meningkatkan potensi terserang hipotermia. Apalagi, hipotermia bukan hanya terjadi di daerah bersalju, melainkan juga bisa di daerah tropis seperti Indonesia.

Kecelakaan fatal saat mendaki gunung seperti kematian akibat hipotermia tentu tak ingin kita temui lagi. Sudah cukup kasus-kasus kematian akibat hipotermia beredar di antara kita. Kamu tak ingin bukan kecelakaan pendakian gunung terus bertambah?

Bagi kamu yang ingin mendaki, berikut tips untuk mempersiapkan pendakian. Persiapan ini wajib diikuti untuk meminimalkan potensi terserang hipotermia.

1. Riset tujuan pendakian

Lakukanlah riset  atau cari tahu lebih dulu informasi terkait tujuan pendakian meliputi pantauan cuaca terbaru di gunung yang ingin didaki.

Informasi yang terbaru juga bisa dilihat dari pernyataan otoritas resmi seperti Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pengelola destinasi wisata pendakian, maupun operator pendakian bila menggunakan jasa operator.

Informasi cuaca bisa diperoleh lewat website/aplikasi BMKG maupun aplikasi pemantauan cuaca yang bisa diunduh lewat handphone. Pastikan kamu mendapatkan informasi cuaca akurat cuaca dan terbaru sebelum memulai pendakian.

2. Perlengkapan wajib bawa

Jangan sepelekan perlengkapan mendaki yang kamu bawa. Perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan mendaki akan menjadi salah satu faktor keselamatan kamu.

Kamu wajib membawa baju hangat dan perlengkapan untuk menjaga suhu tubuh agar tak terpapar dingin. Perlengkapan seperti jaket, kantung tidur, sarung tangan, kupluk, buff, sarung, kaus kaki tebal, matras, tenda, peralatan masak, dan perlengkapan lainnya perlu dibawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com