Oleh karena itu, menurut Eril, keberadaan homestay sangat diperlukan untuk medukung akomodasi desa wisata. Homestay dinilai sebagai langkah nyata yang mampu memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Simeulue Abdul Karim. Menurutnya, melalui Bimtek Homestay dan Desa Wisata, Simeulue akan mampu mengembangkan sektor pariwisatanya.
"Untuk para peserta silakan ambil ilmu yang sebanyak-banyaknya dari narasumber yang kompeten di bidang homestay dan Desa Wisata," imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Pariwista (Menpar) Arief Yahya menilai, homestay merupakan sebuah terobosan baik untuk pengembangan desa wisata. Sebab, nantinya homestay akan dimiliki oleh masyarakat di sekitar desnitasi wisata.
"Karena skalanya kecil, membangun homestay akan lebih mudah dan lebih fleksibel dibandingkan membangun hotel. Pembangunan homestay juga bisa tersebar di berbagai destinasi wisata di seluruh pelosok Tanah Air ," ujar Arief.
Untuk itu, Kasubid Pengembangan Destinasi Area I Kemenpar Andhy Marpaung mengimbau, dalam pengembangannya, homestay harus menggunakan konsep low-cost tourism (LCT).
Baca juga: Gunungkidul Kini Punya Desa Wisata Edukasi Lidah Buaya
Melalui konsep tersebut, pariwisata dapat dijadikan sebagai sebuah kebutuhan dasar. Untuk itu, harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
"Caranya, kami harus menciptakan attraction, access, dan accomodation (3A) yang terjangkau dengan memanfaatkan kelebihan kapasitas (excess capacity) yang ada," jelas Andhy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.