“Kalau enggak mampu bayar enggak usah ke sana. Misalnya seperti itu, tapi mau lihat Komodo juga masih bisa di Pulau Rinca,” lanjut dia.
Jokowi berprinsip, dalam upaya pengembangan wilayah ini, pemerintah pusat dan daerah akan melakukannya secara total.
“Semuanya harus didesain dengan baik dan dikerjakan tidak parsial. Kita ini senangnya mengerjakan parsial, anggaran setahun Rp 200 juta, Rp 500 juta, jadi mau buat apa gitu,” ujar Jokowi.
Pembangunan yang bersifat menyeluruh juga diharapkan akan mewujudkan kawasan pariwisata yang terintegrasi.
Dengan demikian, wisatawan yang datang akan dimudahkan untuk menjangkau titik-titik tujuannya.
“Jadi betul-betul dirancang, uang sekali keluar tapi dirancang, direncanakan, dan betul-betul dari turun di bandara sampai ke tempat-tempat tujuan ini betul-betul kelihatan sambung semuanya kira-kira itu,” harap dia.
Meski mempersiapkan kawasan ini menjadi pusat industri pariwisata yang mampu menarik banyak wisatawan, Presiden mengingatkan bahwa Taman Nasional Komodo merupakan kawasan konservasi yang harus dijaga kelestariannya.
“Jangan sampai kita loss, bukan hanya urusan turisme tapi tidak juga melihat bahwa ini adalah kawasan konservasi,” kata Jokowi.
“Enggak mungkin kita buka ‘Silakan, silakan’, enggak ada seperti itu,” lanjut Jokowi.
Menurut Kepala Balai Taman Nasional Komodo Lukita Awang, berdasarkan survei yang dilakukan pada 2018, saat ini terdapat kurang lebih 2.800 ekor Komodo yang tersebar di Pulau Rinca dan Pulau Komodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.