Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tampilkan Tari Thengul, Cara Bojonegoro Menyapa Dunia

Kompas.com - 15/07/2019, 08:37 WIB
I Made Asdhiana

Editor

BOJONEGORO, KOMPAS.com - Tari Thengul bagi sebagian orang mungkin masih asing. Namun ketika lenggak-lenggok kaku tubuh dan entakan kaki penarinya mulai tampil, seketika itu pula orang akan mengenalnya dan mencari tahu asal muasal seni tari ini.

Tari ini mulai dikenalkan dan digencarkan oleh seniman Bojonegoro, Jawa Timur sebagai salah ikon wilayah yang ada di pinggiran Bengawan Solo tersebut.

Gebrakan pemerintah kabupaten setempat juga patut diacungi jempol dengan menghadirkan sebanyak 2.019 penari Thengul dalam Pergelaran Bojonegoro Thengul International Folklore Festival (TIFF) 2019 yang berlangsung Minggu (14/7/2019).

Baca juga: Kamu Tahu Soka Papak? Ini Tarian untuk Menyambut Tamu di Sikka Flores

Gerakan kaku wajah penari dengan mata melotot ke kiri dan kanan sambil diiringi musik dan gebukan gendang bernada naik turun, seakan mengajak penikmat tari ke sebuah lelucon hingga tersenyum atau bahkan tertawa.

Ditambah tata rias wajah dengan menggunakan bedak putih ala topeng serta busana Jawa yang mendukung, membuat tari ini sangat unik dan memunculkan kesan humor dalam menghibur penonton melalui di setiap gerakan pertunjukannya.

Baca juga: Sintren, Tarian Mistis dari Cirebon

Budayawan Bojonegoro, Adi Sutarto, mengatakan Tari Thengul awalnya dikenalkan ke publik pada 1991, saat acara Festival Tari Daerah dalam rangkaian Pekan Budaya dan Pariwisata di Madiun, Jatim.

Di acara itu, setiap daerah diminta menggali potensi daerahnya masing-masing, sedangkan Bojonegoro yang sejak zaman dahulu dikenal dengan Wayang Thengul mencoba mengolaborasi wayang itu dalam bentuk tari.

Baca juga: Jathilan, Tarian Tertua di Tanah Jawa

Sutarto dan kalangan seniman Bojonegoro kemudian sepakat membuat tari yang diambil dari Wayang Thengul yang juga merupakan bagian dari wayang tiga dimensi di Pulau Jawa itu.

Beda Wayang Thengul dan Wayang Golek

Perbedaan Wayang Thengul dengan Wayang Golek yang ada di Yogyakarta dan Jawa Barat adalah dari sisi cerita yang diambil.

Jika Wayang Golek Yogyakarta dan Jawa Barat lebih fokus pada cerita Mahabharata dan Ramayana, sedangkan Wayang Thengul lebih fokus pada cerita Babat Tanah Jawa.

"Tari Thengul lebih diartikan pergerakan tubuh manusia yang menyerupai Wayang Thengul, dengan ditambahi beberapa koreografi serta inovasi untuk menambah kesan berbeda," kata Sutarto yang juga berprofesi sebagai pengajar seni dan budaya di salah satu sekolah di Kabupaten Bojonegoro itu.

Perjalanan panjang tanpa lelah para seniman dan budayawan Bojonegoro dalam mengenalkan Tari Thengul di berbagai kesempatan seni dan budaya, akhirnya membuahkan hasil.

Tari Thengul memperoleh pengakuan serta penetapan sebagai warisan budaya tak benda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Tari Thengul kini telah diakui sebagai hak dan warisan intelektual Bojonegoro, dan pengakuan itu baru diberikan tahun 2018, hal yang sama untuk Wayang Thengul juga sama pengakuannya diberikan tahun 2018," katanya.

Penari Thengul tampil pada pegelaran Bojonegoro Thengul International Folklore 2019 di Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (14/7/2019). Pegelaran yang bertujuan memperkenalkan Tari Thengul sebagai ikon budaya Bojonegoro tersebut menampilkan sedikitnya 2.019 penari Thengul dan memecahkan rekor MURI Tari Thengul kolosal 2.019 penari. ANTARA FOTO/ZABUR KARURU Penari Thengul tampil pada pegelaran Bojonegoro Thengul International Folklore 2019 di Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (14/7/2019). Pegelaran yang bertujuan memperkenalkan Tari Thengul sebagai ikon budaya Bojonegoro tersebut menampilkan sedikitnya 2.019 penari Thengul dan memecahkan rekor MURI Tari Thengul kolosal 2.019 penari.
Pria paruh baya atau umur sekitar 50 ini, berharap generasi selanjutnya bisa melestarikan Tari Thengul melalui berbagai pementasan dan kegiatan seni budaya, serta mengenalkan bahwa Bojonegoro juga mempunyai seni dan tari asli daerah, sebagai bagian dari kearifan lokal setempat.

Apresiatif

Sementara itu, diakui Sutarto, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sangat apresiatif dan mendukung penuh pengenalan Tari Thengul sebagai ikon daerah setempat.

Bahkan, pemkab langsung tancap gas dengan promosi mengenalkan Tari Thengul kepada publik dunia. Tak tanggung-tangung, pemkab mendatangkan delegasi kesenian asing dari empat negara, yaitu Bulgaria, Polandia, Thailand, dan Meksiko dalam Bojonegoro TIFF 2019.

Total seniman dari keempat negara yang didatangkan pada TIFF 2019 berjumlah 103 orang. Mereka dipersilakan menampilkan kesenian negaranya masing-masing dalam rangkaian pergelaran tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro Amir Syahid mengatakan dengan hadirnya seniman dari keempat negara itu bisa mengenalkan Bojonegoro secara luas, bukan hanya masyarakat terhibur namun juga lebih terbuka wawasannya terhadap negara lain.

"Dengan hadirnya mereka, kita sendiri bisa mempromosikan kesenian khas Bojonegoro untuk nanti bisa disebarluaskan mereka di negara masing-masing," katanya.

Penari Thengul tampil pada pegelaran Bojonegoro Thengul International Folklore 2019 di Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (14/7/2019). Pegelaran yang bertujuan memperkenalkan Tari Thengul sebagai ikon budaya Bojonegoro tersebut menampilkan sedikitnya 2.019 penari Thengul dan memecahkan rekor MURI Tari Thengul kolosal 2.019 penari.  ANTARA FOTO/ZABUR KARURU Penari Thengul tampil pada pegelaran Bojonegoro Thengul International Folklore 2019 di Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (14/7/2019). Pegelaran yang bertujuan memperkenalkan Tari Thengul sebagai ikon budaya Bojonegoro tersebut menampilkan sedikitnya 2.019 penari Thengul dan memecahkan rekor MURI Tari Thengul kolosal 2.019 penari.
Selain itu, pihaknya mengundang Museum Rekor Indonesia (Muri) untuk mencatatkan dalam rekor dunia kategori Penari Thengul terbanyak, yakni 2.019 penari.

Bupati Bojonegoro Anna Muawanah mengapresiasi semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini karena akan mengenalkan Bojonegoro kepada dunia.

"Kami mengapresiasi semua pihak yang turut mempersiapkan pergelaran akbar ini. Harapan kami ke depan, bisa meningkatkan kunjungan wisata ke Bojonegoro, baik wisatawan lokal maupun internasional," katanya.

Anna juga ingin menegaskan ikon budaya Bojonegoro, yaitu Tari Thengul serta Nasi Buwuhan sebagai ikon kuliner, sehingga bisa mendukung promosi "Pinarak Bojonegoro" yang sedang digalakkan.

Ia mengatakan ribuan penari Thengul yang dihadirkan itu melibatkan ribuan pelajar di Bojonegoro dari tingkat SD sampai tingkat SMA/SMK.

Sebanyak 91 orang bertugas melatih gerakan para pelajar ini, termasuk pula mempersiapkan pengaturan posisi penari yang tampil di Lapangan Desa Trucuk, Jembatan Sosrodilogo, serta bantaran Sungai Bengawan Solo.

Penari bersiap sebelum tampil pada pegelaran Bojonegoro Thengul International Folklore 2019 di Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (14/7/2019). Pegelaran yang bertujuan memperkenalkan Tari Thengul sebagai ikon budaya Bojonegoro tersebut menampilkan sedikitnya 2.019 penari Thengul dan memecahkan rekor MURI Tari Thengul kolosal 2.019 penari.ANTARA FOTO/ZABUR KARURU Penari bersiap sebelum tampil pada pegelaran Bojonegoro Thengul International Folklore 2019 di Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (14/7/2019). Pegelaran yang bertujuan memperkenalkan Tari Thengul sebagai ikon budaya Bojonegoro tersebut menampilkan sedikitnya 2.019 penari Thengul dan memecahkan rekor MURI Tari Thengul kolosal 2.019 penari.
Bojonegoro TIFF 2019 yang digelar 14-18 Juli 2019 juga berisikan antara lain Festival Lontong Kikil Trucuk, Lomba Cipta Menu Nasi Buwuhan bersama Chef Juna, Street Performance, Pertunjukan Seni Empat Negara, Culture Visit, Culture Night, Workshop Kesenian Rakyat, dan Pergelaran Wayang Thengul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com