Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/07/2019, 20:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com –  Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Bart baru-baru ini menjadi pembicaraan warganet terkait munculnya fenomena topi awan atau awan lentikular di puncak gunungnya.

Gunung yang berlokasi di Lombok Nusa Tenggara Barat ini memang terkenal memiliki panorama alam yang memukau.

Namun, gunung dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini memiliki sejumlah fakta yang mungkin belum banyak kamu tahu. Salah satunya seperti Gunung RInjani merupakan pusat tata ruang semesta, menurut salah satu pemangku adat di Desa Sembalun.

Berikut ini sejumlah fakta yang dirangkum dari catatan ekspedisi cincin api yang pernah dilakukan tim Kompas.id :

1. Gunung Rinjani memiliki Gunung Barujari yang pernah menyebabkan terjadinya banjir lahar dingin

Gunung Samalas - Anak Gunung Barujari yang tumbuh di tengah kaldera Gunung Rinjani atau yang dikenal para ahli dengan nama Gunung Samalas. Pada akhir 2013, sejumlah ahli mengungkap letusan mahadahsyat Gunung Samalas pada tahun 1257 yang diduga menghancurkan sejumlah kerajaan di Bali dan Lombok. Letusan itu selain meninggalkan jejak berupa kaldera besar yang sekarang menjadi segara anakan juga meninggalkan bukti material erupsi yang ditemukan di kutub utara dan selatan.Kompas/Iwan Setiyawan (SET) Gunung Samalas - Anak Gunung Barujari yang tumbuh di tengah kaldera Gunung Rinjani atau yang dikenal para ahli dengan nama Gunung Samalas. Pada akhir 2013, sejumlah ahli mengungkap letusan mahadahsyat Gunung Samalas pada tahun 1257 yang diduga menghancurkan sejumlah kerajaan di Bali dan Lombok. Letusan itu selain meninggalkan jejak berupa kaldera besar yang sekarang menjadi segara anakan juga meninggalkan bukti material erupsi yang ditemukan di kutub utara dan selatan.
Melansir dari Kompas.id dalam agenda Jelajah Cincin Api, pernah diberitakan walaupun relatif jauh dari permukiman, Gunung Barujari yang tumbuh di dalam kaldera Gunung Rinjani juga menyimpan bahaya mematikan.

Bencana itu berupa banjir lahar yang mengancam desa-desa di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Rinjani ini.

Pada 8 Juni hingga 11 Agustus 1994, Gunung Barujari meletus hebat.

Letusan ini disusul hujan lebat di puncak Gunung Rinjani pada bulan-bulan berikutnya, dan pada 3 November 1994, banjir lahar menyapu desa-desa di sepanjang Sungai Tanggik, Lombok Timur, yang berhulu di Gunung Rinjani.

Bencana itu menelan 31 korban jiwa dan tujuh lainnya menderita luka berat.

Kala itu, kesaksian warga sekitar menyebut, pohon kelapa tampak seperti berjalan dari arah hulu Sungai Tanggek,saat peristiwa terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Travel Update
Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Jalan Jalan
Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary
Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Jalan Jalan
Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Travel Update
6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Travel Update
Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Travel Tips
7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

Travel Tips
5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Jalan Jalan
Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Travel Tips
Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Travel Update
Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Travel Update
KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com