Ada wisata alam, seperti wisata sawah lodok, wisata air terjun, wisata naik gunung poso kuwuh, wisata tangkap ikan air tawar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Wae Impor dan Wae Hawe serta wisata budaya, wisata religius serta wisata lait gola kolang (makan gula merah) serta wisata kuliner lainnya.
“Hamente Kolang merupakan pusat Kokor Gola Kolang. Kokor gola kolang merupakan olahan air enau menjadi gola dereng, gola kolang atau gola merah. Ratusan tahun lalu, orang Kolang sudah terbiasa minum air gola kolang sebelum mengenal gula pasir. Pengembangan destinasi ekologi yang ramah lingkungan sangat cocok dikembangkan di kawasan Hamente Kolang,” jelasnya.
Ketua Komunitas Ata Kolang (KONTAK), Pastor Wilfridus Babun, SVD belum lama ini kepada Kompas.com menjelaskan, gerakan awal dari Komunitas ini di kawasan Hamente Kolang dengan merayakan Paska Bersama serta festival kuliner khas Kolang di Pusat Paroki Tritunggal Mahakudus Ranggu Mei 2019 lalu.
“Saat festival kuliner khas Kolang itu ada wisata lait gola kolang serta makanan khas masyarakat Kolang. Festival ini mendukung pengembangan pariwisata Manggarai Barat yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini kunjungan wisatawan di Kota Labuan Bajo semakin padat, sehingga komunitas ini mengembangkan alternatif lain dengan memperkenalkan destinas-destinasi baru di luar Taman Nasional Komodo. Salah satu yang diperjuangkan oleh komunitas ini adalah destinasi wisata alam dan budaya serta kearifan lokal di kawasan hamente Kolang,” jelasnya.