Uku Saghe adalah nama Uku (suku) dari istri saya sedangkan Uku Besi adalah nama uku (suku) dari suaminya. Saat itu istri saya diantar dengan kendaraan umum, Bemo Cahaya Surya yang dikemudikan oleh Om Nobi dari Beo Hawe menuju ke Paang Beo Wajur (pintu gerbang di perkampungan Wajur).
Kini istri saya sudah sah bergabung dalam keluarga besar Uku (Suku) Besi di Beo Wajur- Kolang. Istri saya menaati berbagai sistem adat istiadat yang di warisakan leluhur Uku Besi bersama dengan segala pantangan yang dilarang makan sesuai dengan kebiasaan keluarga Uku (Suku) Besi.
Tabuh Gong dan Gendang
Kaum perempuan Kampung Wajur yang mahir menabuh gong dan gendang membunyikan gong dan gendang agar suasana Gerep Rugha Manuk memiliki gaungnya di seluruh kampung serta alam.
Tabuhan gong dan gendang menandakan bahwa warga Paang Olo Ngaung Muhi di perkampungan Wajur mengetahui bahwa salah seorang warga dari Uku (Suku) lain bergabung dalam lingkaran keluarga suaminya dalam sistem patrilineal.
Podo ke Rumah Adat Uku Besi Wajur-Kolang
Tetua adat Paang Olo Ngaong Muhi (seluruh warga perkampungan Wajur-Hawe dan Bealait) di perkampungan (Beo) Wajur-Hawe dan Bealait sudah menunggu di ujung halaman (natah) Kampung Wajur. Tetua adat itu berjejeran untuk melaksanakan ritual podo istri saya menuju ke rumah adat Uku Besi Wajur-Kolang.