Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenangan di Taman Ria Remaja, Taman Rekreasi Segala Lapisan Warga

Kompas.com - 26/07/2019, 07:38 WIB
I Made Asdhiana

Editor

KOMPAS.com - Kalau kamu melewati Jalan Gerbang Pemuda, Senayan menuju arah Jalan Gatot Subroto, persis di samping gedung TVRI ada lahan tertutup baliho-baliho besar Asian Games 2018, dan di dalamnya sedang ada pekerjaan proyek pembangunan gedung.

Mungkin kamu atau generasi milineal belum tahu bahwa di sana adalah bekas lokasi Taman Ria Remaja. Sebuah taman rekreasi yang populer pada tahun 70-80 an.

Bagi warga Jakarta, apalagi yang masa muda atau masa anak-anaknya tinggal di bilangan Kebayoran pasti ingat atau paling tidak memiliki nostalgia dengan taman hiburan yang asri ini.

Taman Ria Remaja diresmikan oleh Presiden beserta Ibu Tien Soeharto pada Sabtu sore, 15 Agustus 1970.

Baca juga: Tidak ke Mal, Apa Hiburan Orang Jakarta Zaman Dahulu?

Pembangunan Taman Ria Remaja merupakan usulan dari organisai RIA Pembangunan – merupakan organisasi kumpulan istri-istri pejabat era Orde Baru - yang prihatin dengan kenakalan remaja saat itu.

Diantara banyak wahana permainan, sepeda air menjadi permainan favorit pengunjung Taman Ria Remaja di Senayan, Jakarta.KOMPAS/PAT HENDRATNO Diantara banyak wahana permainan, sepeda air menjadi permainan favorit pengunjung Taman Ria Remaja di Senayan, Jakarta.
Dengan dibangunnya Taman Ria sebagai lokasi rekreasi remaja diharapkan kenakalan remaja akan berkurang.

Dibangun di lahan milik Sekretariat Negara sebagai sarana anak muda, alih-alih Taman Ria Remaja menjadi lokasi rekreasi favorit segala lapisan usia.

Dengan lokasi yang mudah diakses dan harga tiket yang terjangkau, banyak orangtua membawa putra-putrinya pelesiran di akhir pekan atau liburan.

Sementara para pemuda membawa pasangan untuk memadu kasih di sudut-sudut taman atau rombongan para jomblo yang ingin berjoget di arena panggung musik.

Baca juga: Era 1960-an, Tempat Hiburan Malam Jakarta Hanya Ada di Hotel

Di Taman seluas 11 hektar dan enam hektar di antaranya berupa danau buatan, pengunjung bisa menikmati beberapa wahana permainan yang bisa dikatakan tergolong baru saat itu, seperti, dermolen atau sekarang sering disebut bianglala, kereta mini, cawan berputar, dan yang paling disukai adalah sepeda air.

Kalau kantong cekak, pengunjung biasa duduk-duduk menikmati suasana tenang di pinggir danau buatan sambil menikmati semilir angin dan cipratan air dari perahu boat yang lewat membawa penumpang berkeliling danau, atau menggelar koran duduk di rerumputan menghadap danau.

Setelah diambil alih pengelolaannya oleh pihak swasta dan direnovasi menjadi lebih modern pada tahun 1997, namanya berubah menjadi Taman Ria Senayan.

Taman Ria Remaja di Senayan, Jakarta menjadi tempat yang asyik bagi pasangan muda-mudi yang ingin memadu kasih kala itu.KOMPAS/CHRYS KELANA Taman Ria Remaja di Senayan, Jakarta menjadi tempat yang asyik bagi pasangan muda-mudi yang ingin memadu kasih kala itu.
Tetapi sayang, setelah itu pengunjung lokasi rekreasi ini malah semakin sepi, sampai akhirnya tutup dan dibongkar pada tahun 2010.

Taman Ria di daerah Senayan ini sendiri sebenarnya juga bukan taman hiburan pertama yang dibangun di era itu.

Pada tahun 1969 atau setahun sebelumnya warga Jakarta yang masih berjumlah sekitar 4,5 juta jiwa saat itu juga dibuatkan dua taman ria sejenis, dengan diresmikannya Taman Ria Senen dan Taman Ria Djakarta.

Panggung Srimulat

Setelah batal akan menetap pentas di Taman Ria Senen, pada pada bulan Oktober 1981, kelompok lawak Srimulat mendapat panggung permanen dengan menyewa gedung pertunjukan berkapasitas 1.000 penonton di Taman Ria Remaja.

Dengan harga sewa Rp 2,5 juta sebulan, belum termasuk listrik dan lainnya, pimpinan Srimulat, Teguh Slamet Rahardjo memboyong 38 orang anak buahnya ke sana.

Alasan Teguh memilih gedung pertunjukan di Taman Ria Remaja kala itu karena selain lokasinya yang sejuk juga panggungnya dekat dengan penonton.

Sudah menjadi kebiasaan setiap pertunjukan Srimulat terjadi interaksi antara penonton dan pemain.

Bila penonton merasa terhibur atau puas dengan lawakan yang dibawakan banyak di antara penonton akan melempar sebungkus rokok ke panggung.

Pelawak Gepeng, Tarsan dan Jujuk saat tampil di panggung menghibur penonton pada pementasan pertama grup lawak Srimulat dengan lakon, Cinta Tahan Karat  di gedung pertunjukan Srimulat,  Taman Ria Remaja, 10 Oktober 1981.KOMPAS/EFIX MULYADI Pelawak Gepeng, Tarsan dan Jujuk saat tampil di panggung menghibur penonton pada pementasan pertama grup lawak Srimulat dengan lakon, Cinta Tahan Karat di gedung pertunjukan Srimulat, Taman Ria Remaja, 10 Oktober 1981.
Meskipun dengan persiapan yang terburu-buru, pertunjukan perdana Srimulat pada malam Minggu, 10 Oktober 1981 di Taman Ria Remaja dengan lakon "Cinta Tahan Karat" ramai dipenuhi penonton, termasuk sesama pelawak.

Pentolan grup lawak ini, seperti Gepeng, Tarsan, Asmuni dan sang primadona Jujuk berhasil mengocok perut yang hadir malam itu.

Kehadiran pertunjukan lawak Srilmulat sempat melengkapi hiburan di Taman Ria Remaja. Sempat pindah menempati gedung baru yang lebih besar di lokasi yang sama pada tahun 1984.

Ironinya, lima tahun kemudian, karena kurang profesional dalam pengelolaan, perusahaan tawa ini menunggak pembayaran sewa gedung sebesar Rp 22 juta.

Apa mau dikata, setelah hampir sewindu manggung di gedung pertunjukan Taman Ria Remaja, pada bulan Mei 1989, Srimulat harus hengkang dari taman rekreasi tersebut.
(ERISTO SUBYANDONO, Analis Data Litbang Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com