Goa Cilalay baru dibuka untuk umum pada 6 Juni 2019. Tempat wisata ini dikelola oleh karang taruna bekerja sama dengan Perhutani. "Destinasi ini sedang berbenah untuk menyambut kedatangan wisatawan," kata Jenjen.
Awalnya, hanya warga lokal yang menikmati keindahan Goa Cilalay. Setelah dibuka untuk umum, banyak wisatawan dari luar yang mulai berdatangan ke sini. "Sudah ada turis asing juga. Lihat-lihat, masuk ke goa," kata Jenjen.
Karena baru dibuka, pengelola belum menetapkan tarif masuk ke destinasi wisata ini. Wisatawan hanya dikenakan tarif sewa pelampung seharga Rp 10.000.
"Pemandu wisata juga belum dikenakan tarif, masih sifatnya berapa saja (sukarela)," ujarnya.
Fasilitas yang sudah ada di sini mulai kamar ganti, toilet dan parkiran kendaraan. Sejumlah warung milik warga juga sudah tersedia.
"Wisatawan sudah mulai banyak yang datang. Mereka bisa body rafting, eksplorasi ke dalam goa. Dan makan bersama di kawasan Goa Cilalay," jelas Erik.
Dia mengakui akses jalan ke sana masih ada sebagian yang merupakan jalan bebatuan kapur. Namun pihaknya sudah mengarahkan pemerintah desa untuk mengalokasikan dana infrastruktur untuk jalan akses menuju Goa Lalay. "Dalam waktu dekat diperbaiki," katanya.
Promosi Lewat Media Sosial
Pengelola obyek wisata Goa Lalay terus memperkenalkan destinasi wisata baru ini ke sejumlah pihak. Salah satunya dengan men-share foto-foto Goa Lalay di media sosial.
Hal ini rupanya sangat ampuh mendatangkan wisatawan. Perlahan tapi pasti, sejumlah wisatawan mulai datang untuk menikmati keindahan Goa Lalay.
"Saya tahu dari Facebook. Ternyata memang indah. Ini Surga tersembunyi di Cigugur Pangandaran," kata Ade Suhendra, salah seorang wisatawan lokal saat ditemui di Goa Lalay.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan