Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karapan Kambing di Probolinggo, Ini Bedanya dengan Karapan Sapi

Kompas.com - 29/07/2019, 10:32 WIB
I Made Asdhiana

Editor

KOMPAS.com - Pagi itu, hampir seratusan kambing diturunkan dari beberapa mobil bak terbuka dan langsung digiring ke tenda yang sudah disiapkan di lapangan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur.

Beberapa kambing dipisahkan dari yang lain, ditambatkan secara berpasang-pasangan kemudian diberi makanan serta minuman.

Baca juga: Sapi Sonok, Si Cantik dari Madura

Kambing-kambing itu disiapkan untuk diadu kecepatannya dalam perlombaan karapan kambing.

Karapan kambing di lapangan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur. Dua pasang kambing dipacu untuk mencari yang tercepat. Hanya saja joki karapan kambing tidak menaiki keleles seperti karapan sapi, melainkan berlari di belakangnya.ANTARA FOTO/ZABUR KARURU Karapan kambing di lapangan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur. Dua pasang kambing dipacu untuk mencari yang tercepat. Hanya saja joki karapan kambing tidak menaiki keleles seperti karapan sapi, melainkan berlari di belakangnya.
Dalam arena perlombaan, pasangan kambing akan diadu dengan pasangan lainnya.

Tidak lupa, kambing-kambing ini dilengkapi beberapa peralatan, antara lain jepitan telinga, rekeng (sejenis bandulan tapi terpaku), kaleles (rangka kayu yang diikatkan ke badan kambing), kalonongan (terbuat dari kaleng kecil biasanya bekas dari korek api).

Baca juga: Apa Itu Makepung? Kamu Harus Tahu, Datanglah ke Jembrana!

Tidak lupa balsam dan minyak angin dilumuri pada beberapa bagian tubuh kambing sehingga memberikan rasa panas yang cukup untuk membuat kambing tersebut berlari kencang sekuat tenaga.

Karapan kambing di lapangan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur. Dua pasang kambing dipacu untuk mencari yang tercepat. Hanya saja joki karapan kambing tidak menaiki keleles seperti karapan sapi, melainkan berlari di belakangnya.ANTARA FOTO/ZABUR KARURU Karapan kambing di lapangan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur. Dua pasang kambing dipacu untuk mencari yang tercepat. Hanya saja joki karapan kambing tidak menaiki keleles seperti karapan sapi, melainkan berlari di belakangnya.
Aturan pertandingan karapan ini mirip dengan karapan sapi Madura.

Dua pasang kambing dipacu untuk mencari yang tercepat, hanya saja joki karapan kambing tidak menaiki keleles seperti kerapan sapi, melainkan berlari di belakangnya.
Kambing yang menang, kemudian diadu lagi pada babak selanjutnya.

Ciri dari kambing karapan yang bagus terletak pada bentuk kepala yang cenderung kecil, badan lurus, pangkal kaki depan tampak besar, posisi badan sedikit menungging, usia minimal 3 bulan dan belum beranak.

Karapan kambing di lapangan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur. Dua pasang kambing dipacu untuk mencari yang tercepat. Hanya saja joki karapan kambing tidak menaiki keleles seperti karapan sapi, melainkan berlari di belakangnya.ANTARA FOTO/ZABUR KARURU Karapan kambing di lapangan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur. Dua pasang kambing dipacu untuk mencari yang tercepat. Hanya saja joki karapan kambing tidak menaiki keleles seperti karapan sapi, melainkan berlari di belakangnya.
Karapan kambing merupakan tradisi turun temurun warga Probolinggo, khususnya masyarakat Pandulungan.

Tadisi ini merupakan hasil asimilasi antara budaya Jawa dan Madura yang tersebar di pesisir Pantai Utara Jawa Timur (sebagian Tuban, Lamongan, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, hingga Situbondo) dan sebagian pesisir Selatan Jawa Timur bagian timur (Lumajang, Jember, dan sebagian Banyuwangi).

Hiburan rakyat ini biasanya diadakan saat memasuki musim panen, acara Agustusan, ataupun lomba desa.

Karapan kambing di lapangan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur. Dua pasang kambing dipacu untuk mencari yang tercepat. Hanya saja joki karapan kambing tidak menaiki keleles seperti karapan sapi, melainkan berlari di belakangnya.ANTARA FOTO/ZABUR KARURU Karapan kambing di lapangan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur. Dua pasang kambing dipacu untuk mencari yang tercepat. Hanya saja joki karapan kambing tidak menaiki keleles seperti karapan sapi, melainkan berlari di belakangnya.
Adanya perlombaan karapan kambing secara rutin diharapkan dapat melestarikan dan mengembangkan budaya lokal sekaligus sebagai ajang promosi wisata serta menambah daya tarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kota Probolinggo.

Bukan tidak mungkin nantinya karapan kambing akan terkenal seperti karapan sapi. (Zabur Karuru)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com