Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurihnya Kupat Glabed Kota Tegal Bikin Ngiler

Kompas.com - 30/07/2019, 12:05 WIB
I Made Asdhiana

Editor

TEGAL, KOMPAS.com - Selain dikenal sebagai Kota Bahari, Tegal di Jawa Tengah juga memiliki kekayaan kuliner bercita rasa gurih.

Ada berbagai kuliner khas Tegal yang sudah tidak asing lagi di khalayak umum.

Satu di antaranya adalah kupat glabed, makanan khas Kota Tegal yang kuahnya terkenal kental dan gurih.

Kupat glabed bisa Anda temui di berbagai sudut kota.

Baca juga: 8 Rekomendasi Kuliner di Sekitar Jalur Mudik Cirebon – Tegal – Brebes

Namun sentral kupat glabed terletak di Kecamatan Randugunting.

Kupat glabed yang cukup terkenal di Kota Tegal adalah Kupat Glabed Ibu Wartini. Lokasinya di Jalan Ayam Nomor 1 Kecamatan Randugunting, Kota Tegal.

Rina Fatiana (29), penjual mengatakan, warung kupat glabed ibunya yang bernama Wartini sudah ada sejak 1980.

Baca juga: Ternyata Tak Ada Warteg di Tegal...

Menurutnya, ia adalah generasi ketiga dari kakeknya. Sehari-hari Rina membuka warungnya pukul 16.00 hingga pukul 22.00.

“Kupat glabed asli dari Kecamatan Randugunting. Bedanya sama kupat opor, dari kuahnya yang kental,” kata Rina kepada Tribunjateng.com, Sabtu (27/7/2019).

Rina mengatakan, glabed jika diartikan ke bahasa Indonesia artinya kental.

Ia menjelaskan, kentalnya kuah dalam kupat glabed itu seperti kentalnya bumbu rendang.

Satu piring kupat glabed terdiri dari kupat, potongan tempe kecil, sayur kuning, sambel merah, dan kerupuk mie kuning.

Sebagai pelengkap, kupat glabed disantap bersama sate ayam, sate kerang, atau sate kikil.

Dalam sehari Rina bisa menghabiskan 100 porsi kupat glabed dengan omzet Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta.

“Satu porsi kupat glabed dijual seharga Rp 9 ribu, plus masing-masing sate seharga Rp 3 ribu. Alhamdulillah, dalam sehari saya bisa menghabiskan 100 porsi kupat glabed,” ungkapnya.

Rozak (42), warga Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal mengatakan, cita rasa kupat glabed karena kuahnya yang kental dan gurih.

Ia mengatakan, sesekali menyengaja datang ke Randugunting untuk menikmati kupat glabed.

Namun ia mengaku lebih senang menyantap kupat blengong meskipun rasanya sama.

“Kupat glabed dan kupat blengong sama saja. Tapi enaknya kupat glabed memang ada di kuahnya, gurih,” katanya. (Tribun Jateng)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com