“Tadi yang kena (kerasukan) orang Pekalongan. Dulu juga pernah yang kena itu orang Magelang,” ujar pria yang disapa Giyo itu saat ditemui KompasTravel usai pementasan.
Perjanjian dengan Makhluk Ghaib
Menurut Pak Giyo, pentas Kubro Siswo memang memanggil makhluk ghaib untuk datang. Namun saat mereka akan masuk ke salah satu penari atau penonton, makhluk ghaib itu harus sepakat untuk hanya meminta sesuatu atau sesaji yang ada di sekitar lokasi.
“Biasanya kalau orang mau kena, dia akan sangat menikmati alunan musiknya. Rasanya seperti terhipnotis dengan alunan musik gamelan,” lanjut dia.
Baca juga: Ratusan Anak Antusias Bersihkan Sampah di Dieng Culture Festival 2019
Namun saat proses wawancara sedang berlangsung, tiba-tiba datang salah seorang tim penampil yang mengatakan jika ada beberapa peserta kerasukan yang hanya bisa dinetralkan oleh Pak Giyo.
Proses penetralan pun dilakukan dengan beragam cara. Ada orang yang dicambuki, ada pula yang meminta untuk dinyanyikan satu lagu jawa dengan diiringi gamelan.
Usai peserta yang kerasukan dinetralkan, wawancara pun berlanjut kembali. Menurut Pak Giyo, kesenian Kubro Siswo sebenarnya berasal dari Magelang. Namun kesenian itu berkembang dengan menyesuaikan dengan budaya yang ada di Dieng.
Kesenian Kubro Siswo berhubungan dengan Kaladete yang merupakan legenda khas Dieng. Selain itu, kesenian ini juga menampilkan barongan yang juga khas bagi masyarakat Dieng.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.