Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Seputar Istana Bogor, Tempat Para Menteri Family Gathering Bersama Jokowi

Kompas.com - 05/08/2019, 09:14 WIB
Silvita Agmasari,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meggelar acara family gathering bersama para menteri Kabinet Kerja di Istana Bogor, Minggu (4/8/2019).

Di acara ini, para menteri mengajak anggota keluarga untuk bersantai di Istana Bogor. Acara dimulai dengan senam bersama, sarapan dan lomba peringatan Hari Kemerdekaan RI.

Istana Bogor sering kali menjadi pilihan tempat kegiatan kenegaraan yang formal maupun non formal. Ada berbagai fakta menarik dari Istana Bogor, seperti yang KompasTravel himpun berikut ini:

1. Istana Bogor Dibangun untuk Tempat Peristirahatan Pejabat Kolonial

Pada kunjungan KompasTravel 2016, pemandu wisata dari istana kepresidenan Cecep Koswara menjelaskan sejarah bangunana Istana Bogor. Pertama kali dibangun pada 1745 oleh Gustav Wilem van Imhoff, seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda periode 1743–1750.

Gustav Wilem membuat bangunan seluas 28,8 hektar tersebut untuk peristirahatan para pejabat bangsa kolonial yang berkunjung ke Hindia Belanda.

“Pembangunan pertama tersebut menghasilkan bangunan yang sangat megah, memiliki basement, dan semua bangunannya bertingkat, seperti hotel megah pada masa itu,” ujar Cecep

2. Sempat Hancur karena Gempa Bumi

Pada 1850 istana tersebut sempat hancur terkena gempa dahsyat di Bogor

Oleh karena itu pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van Twist (1851-1856) istana kembali dibangun dengan konstruksi yang tidak bertingkat, menyesuaikan kondisi Bogor kala itu yang rawan gempa.

Gedung Istana Bogor saat ini merupakan konstruksi 1850.

3. Ada Ruang Khusus di Belakang Istana Bogor

Istana Bogor memiliki ruang khusus di bagian belakang yang disebut Ruang Garuda. Ruangan ini ditandai dengan ornamen besar berbentuk lambang negara RI, Burung Garuda.

Pada zaman kolonial, ruangan tersebut difungsikan sebagai tempat hiburan untuk berdansa dan berpesta. Saat ini ruang tersebut dijadikan ruang konferensi kenegaraan.

Sisi belakang gedung utama Istana Presiden RI di Bogor. Menjelang Hari Jadi Bogor 3 Juni, setiap tahunnya Istana tersebut terbuka untuk masyarakat yan ingin berwisata ke dalamnya.KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Sisi belakang gedung utama Istana Presiden RI di Bogor. Menjelang Hari Jadi Bogor 3 Juni, setiap tahunnya Istana tersebut terbuka untuk masyarakat yan ingin berwisata ke dalamnya.

4. Titik Nol Kota Bogor Sebenarnya di Dalam Istana

Ada lorong yang menghubungkan Ruang Garuda dan Ruang Teratai di Istana Bogor. Di lorong inilah sebenarnya titik nol Kota Bogor yang sebenarnya. Untuk menandai titik nol Kota Bogor, ditempatkan cermin 1.000, yakni cermin dengan pantulan banyak bayangan.

Selama ini masyarakat mengetahui titik nol Kota Bogor adalah tugu kecil di depan Balaikota Bogor. Tugu tersebut hanyalah sebuah penanda.

5. Istana Kepresidenan Paling Banyak Menyimpan Koleksi Seni

Semasa hidup Presiden RI pertama Soekarno gemar mengoleksi barang seni. Istana Bogor inilah tempat Soekarno paling banyak menyimpan dan memajang koleksi seninya.

Koleksi seni di Istana Bogor mencapai lebih dari seribu, terdiri dari lukisan, patung, kriya, dan souvenir dari negara.

6. Dihiasai Taman Cantik dan Penuh Satwa

Di Istana Bogor terdapat taman cantik dengan danau buatan yang alirannya berasal dari Sungai Ciliwung. Terdapat rusa dan aneka hewan lain yang juga dipelihara oleh Presiden RI Joko Widodo, seperti kambing, kuda, angsa, entok, dan ikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com