Kisah itu membuat KompasTravel terus penasaran yang berbagai kisah yang disampaikan orang Kolang. Namun, ada dua versi, pertama nenek moyang orang Kampung Runa berasal dari Minangkabau.
Baca juga: Tradisi Gerep Rugha Manuk, Warisan Leluhur Orang Kolang di Flores
Kedua, kisah lisan bahwa gambar telapak kaki dan sebuah gambar peta di bebatuan itu dikisahkan berasal dari India.
Kumpulan cerita lisan itu menantang KompasTravel menelusuri dan menjelajahi Kampung Lembah Runa, Senin (5/8/2019) diantar oleh Situs Dala, seorang warga kampung Wajur.
Pukul 14.00 Wita, Situs Dala mengantar KompasTravel dengan sebuah sepeda motor. Saat itu kami berangkat dari Kampung Wajur melewati Kampung Nao, dan masuk di pertigaan ke Beo, Kampung Leda.
Baca juga: Ingin Menyaksikan Embun Pagi? Jelajahi Lembah Wajur di Flores Barat
Dari pertigaan Leda, laju sepeda motor agak bagus karena jalannya sudah diaspal lapisan penetrasi (Lapen) hingga jalan menurun.
Saat masuk jalan menurun jalannya rusak dengan bebatuan. Laju sepeda motor harus berhati-hati dan saya turun untuk berjalan kaki.
Dari pertigaan kampung Leda hingga ke Beo, Kampung Runa, jalan raya sangat parah dimana kami bertarung dengan jalan tanah. Saya harus jalan kaki di jalan pendakian menuju ke pertigaan ke kampung, Beo Runa.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.