Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Adityo Prodjo
Jurnalis & Pendaki Gunung

Travel journalist Kompas.com dan anggota Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Menyukai isu wisata petualangan dan pendakian gunung. Suka berbagi cerita di Instagram dengan akun @wahyuuap.

Perjalanan Menyusuri Kawah Gunung Slamet, Serasa Berada di Planet Mars

Kompas.com - 09/08/2019, 22:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

“Bener-bener mirip Mars, Wan. Batu-batu tinggi,” kata saya meski hanya tahu Planet Mars dari foto maupun literatur lainnya.

Bongkahan batu khas letusan vulkanik juga bervariasi ukurannya. Ada batu kerikil hingga kerikil batu setinggi lebih dari satu meter.

Di kiri jalur pendakian, terdapat jurang terjal sedalam lebih dari 20 meter. Bila tak hati-hati melintas, kaki akan terperosok ke jurang dan nyawa menjadi taruhannya.

Bagi saya, ini adalah salah satu pengalaman mendaki gunung terbaik sepanjang bergelut di dunia pendakian. Jalur yang bervariasi dan menantang serta pengalaman melihat kawah gunung dari dekat adalah ganjaran berpeluh keringat.

Hesti dan Reza juga tak ketinggalan untuk mengabadikan momen. Kami bergantian mengabadikan diri dengan tetap mengutamakan keselamatan.

Wawan mengingatkan agar tak berlama-lama di berada di pinggir kawah. Kami langsung angkat ransel dan berbelok turun ke jalur pendakian Guci.

 

Pendaki di pinggir kawah Gunung Slamet, Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Pendaki di pinggir kawah Gunung Slamet, Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia.
Sedikit tips, siapkan fisik dan mental bila ingin menjajal penyusuran kompleks kawah Gunung Slamet. Jangan memaksakan diri bila tak memiliki pengetahuan mendaki gunung.

Gunakan masker dan sepatu khusus mendaki gunung. Ajak juga rekan yang telah berpengalaman mendaki gunung atau gunakan jasa pemandu gunung yang berpengalaman dan bersertifikat resmi.

Bila diingat pengalaman pendakian gunung dengan 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini akan terasa mengerikan.

Apalagi, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Slamet dari status normal (level I) menjadi waspada (level II) per tanggal 9 Agustus 2019 pukul 09.00 WIB.

Pendaki menggunakan buff saat melintas komplek kawah Gunung Slamet, Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Pendaki menggunakan buff saat melintas komplek kawah Gunung Slamet, Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia.
Kepala PVMBG Kasbani menyebut terjadi aktivitas vulkanik cukup tinggi sejak bulan Juli 2019 hingga saat ini. Data terakhir menunjukkan terjadi kegempaan vulkanik gempa embusan hingga 1.000 kali dalam satu hari.

Dengan tanda-tanda yang terdeteksi, Kasbani mengatakan sewaktu-waktu erupsi atau letusan bisa saja terjadi di Gunung Slamet.

Gunung Slamet, semoga kamu tetap tenang…

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com