Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Bukti Monkey Forest Ubud Tempat Keramat

Kompas.com - 13/08/2019, 12:08 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini viral video turis asing yang melecehkan terhadap tempat suci Mongket Forest di Ubud, Gianyar, Bali. Dalam video tersebut tampak turis laki-laki mencipratan air suci dari Pelinggih di kawasan Monkey Forest Ubud ke bagian bokong turis perempuan. Akibat aksi tersebut, pasangan turis asal Ceko itu diganjar sanksi adat.

Baca juga: Kasus Viral Turis Asing Lecehkan Air Suci dan Refleksi Pariwisata Bali

Monkey Forest Ubud merupakan destinasi wisata unggulan di Ubud, Bali dengan total luas hutan 12,5 hektar. Hutan Monkey Forest dianggap keramat oleh warga sekitar, dengan penanda hutan dikelilingi oleh pura kuno.

Kitab lontar kuno dari pura di kawasan Monkey Forest, Pura Purana mencatat bahwa pura-pura di Monkey Forest dibangun pada abad ke 14. Saat itu Bali dikuasi oleh Dinasti Pejeng atau bisa juga disebut awal dari Dinasti Gelgel.

Area Monkey Forest Ubud dengan pura untuk peribadatan umat Hindu Bali.Kompas.com/Silvita Agmasari Area Monkey Forest Ubud dengan pura untuk peribadatan umat Hindu Bali.

Ada tiga pura yang berada di area Monkey Forest. Pertama adalah Pura Dalem Agung sebagai pura utama yang berada di barat daya hutan. Pura ini merupakan tempat penyembahan Hyang Widhi (Tuhan) dalam manifestasi Dewa Siwa, Sang Pelebur.

Pura ke dua adalah Pura Beji yang berada di barat laut Monkey Forest, tempat penyembahan Hyang Widhi (Tuhan) dalam manifestasi Dewi Gangga. Di pura ini terdapat sumber air suci alami yang digunakan umat Hindu Bali untuk melukat atau pembersihan diri secara spiritual.

Baca juga: Monkey Forest Ubud, Tempatnya Monyet-Monyet Lucu dan Bersahabat

Pura ke tiga adalah Pura Prajapati, yang berada di timur laut Monkey Forest. Pura ini merupakan tempat penyembahan Hyang Widhi (Tuhan) dalan manifestasi Prajapati. Pura ini dekat dengan area kuburan yang digunakan secara temporer.

Kuburan difungsikan untuk menunggu ritual ngaben (kremasi jenazah) massal yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali.

Area Monkey Forest Ubud dengan patung penjaga.Kompas.com/Silvita Agmasari Area Monkey Forest Ubud dengan patung penjaga.

Penelitian dari Universitas Udayana di Bali juga mengindentifikasi ada 115 spesies pohon di Monkey Forest Ubud. Beberapa pohon dianggap suci dan termasuk dalam ritual persembahyangan umat Hindu Bali.

Contohnya pohon majegan yang batangnya digunakan khusus untuk membuat pura, beringin yang digunakan untuk upacara kremasi, dan pule bandak pohon yang melambangkan roh dari hutan dan digunakan untuk membuat topeng suci.

Baca juga: Ini Rendang ala Ubud, Bukan Padang...

Dari keterangan situs resmi Monkey Forest Ubud, dijelaskan bahwa Monkey Forest Ubud merupakan tanda nyata keharmonisan manusia, alam, dan Tuhan yang merupakan falsafah hidup umat Hindu Bali.

Pura di area Monkey Forest Ubud tercatat dibangun pada abad 14.Kompas.com/Silvita Agmasari Pura di area Monkey Forest Ubud tercatat dibangun pada abad 14.

Sebagai area keramat, sebenarnya penanda di area Monkey Forest Ubud sudah sangat jelas. Jika berkunjung ke tempat ini terdapat banyak papan penanda himbauan yang meminta untuk menjaga pengunjung menjaga ketenagan dan perilaku, tidak memasuki area pura, dan tidak menggangu peribadatan umat Hindu Bali.

Pengelola Monkey Forest juga sebenarnya rutin memberi informasi jika ada upacara peribadatan yang dilakukan di area Monkey Forest dan penutupan akses bagi wisatawan dalam Bahasa Inggris.

Aksi turis asing yang melecehkan tempat peribadatan umat Hindu Bali di Monkey Forest disayangkan oleh banyak pihak, terutama orang Bali sendiri. Video viral tersebut mendapat kecaman dari banyak pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com