Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Jenis Lomba 17 Agustus dan Makna di Baliknya

Kompas.com - 15/08/2019, 18:00 WIB
Silvita Agmasari,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peringatan Hari Kemerdekaan RI biasa dirayakan dengan berbagai lomba. Mulai dari lomba barap karung, makan kerupuk, tarik tambang, sampai panjat pinang. Jika diperhatikan, jenis lomba yang diselenggarakan hampir selalu sama dari tahun ke tahun.

Sejawaran JJ Rizal, mengatakan perlombaan yang ada pada 17 Agustus, sebenarnya sudah ada pada masa kolonialusme Belanda dan Jepang.

Namun demikian, aneka lomba tersebut tetap dapat dinikmati dan menjadi ajang silaturahmi orang Indonesia.

Selain untuk bersenang-senang, aneka lomba di Hari Peringatakan Kemerdekaan RI yang jatuh setaip 17 Agustus, punya makna luhur di baliknya, yuk simak arti atau makna dari Lomba 17 Agustus:

1. Lomba balap karung

Balap karung mengingatkan pada perihnya penjajahan, terutama saat zaman Jepang.

Pada masa pendudukan Jepang, penduduk Indonesia begitu miskin sampai-sampai tak mampu membeli kebutuhan sandang. Karung goni pun dipakai sebagai gantinya.

2. Lomba makan kerupuk

Biasanya para peserta berlomba menghabiskan kerupuk yang telah digantung, cara makan pun langsung menggunakan mulut dan tak tangan diikat ke belakang.

Hal ini pun menggambarkan bagaimana kesulitan pangan pada masa penjajahan.

Para menteri Kabinet Kerja berlomba makan kerupukKOMPAS.com/RAKHMAT NUR HAKIM Para menteri Kabinet Kerja berlomba makan kerupuk
3. Lomba tarik tambang

Lomba tarik tambang memiliki maknanya tersendiri. Tak hanya adu kekuatan, tetapi juga mementingkan tim yang kompak untuk meraih kemenangan.

Melalui tarik tambang, para peserta secara tidak langsung belajar mengenai gotong royong, kebersamaan, dan solidaritas.

4. Lomba panjat pinang

Sama halnya dengan lomba tarik tambang, biasanya lomba panjat pinang bukan dilakukan perseorangan.

Namun dilakukan oleh tim yang terdiri lebih dari dua orang untuk mendapatkan hadiah pada pohon, bambu atau kayu yang menjulang tinggi.

Zaman dulu, panjat pinang digelar sebagai hiburan saat perayaan-perayaan penting orang Belanda di bumi Indonesia, seperti pesta pernikahan.

Nah, ketika itu penduduk pribumi berlomba-lomba mendapatkan hadiah yang digantungkan di puncak pohon pinang. 

Lomba panjat pinang bisa dibilang lomba paling kontroversial, mengingat zaman dahulu lomba ini dijadikan hiburan orang Belanda melihat orang Indonesia yang berlomba mendapat hadiah berupa bahan pangan di puncak pinang.

Selain itu pertumbuhan pohon pinang yang lambat, membuat ketersediaan pohon pinang kian minim karena permintaan untuk lomba 17 Agustus. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com