Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik 4 Destinasi Wisata Prioritas Jokowi untuk 2020

Kompas.com - 16/08/2019, 18:45 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

Keempat, pemindahan pelabuhan kontainer agar kawasan Puncak Waringin lebih tertata. Terakhir, menjadikan segmentasi wisatawan sebagai "premium" dengan kelengkapan infrastruktur dan amenitas.

Candi Borobudur

Jokowi mengatakan Candi Borobudur adalah salah satu "PR" terbesar dalam penggarapan pariwisata terintegrasi. Storytelling adalah cara yang dipilih Kemenpar untuk mempromosikan Candi Borobudur di kalangan wisman dan wisnus.

Menpar mengatakan, Danau Toba dan Borobudur merupakan dua dari 5 destinasi super prioritas yang paling bermasalah dari segi penataan ruang.

Hal ini ditunjukkan Menpar melalui grafik progres pengembangan 10 destinasi wisata prioritas yang kerpa disebut " Bali Baru". Dalam grafik tersebut Danau Toba dan Borobudur diberi warna kuning. Sedangkan daerah lainnya seperti Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Bromo, Mandalika, Labuan Bajo, Morotai, dan Wakatobi diberi tanda hijau.

"Mengapa kuning, dua destinasi ini (Borobudur dan Labuan Bajo) saat ini sedang berhadapan dengan perkara tata ruang itu tadi, (penyediaan) lahan itu tadi," Menpar saat ditemui di Gedung Kementerian Pariwisata RI, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2019).

Baca juga: Danau Toba dan Borobudur, Bali Baru Paling Bermasalah soal Penataan Ruang

Mei 2019 lalu, Kemenpar menggelar Focus Group Discussion (FGD) Storytelling Pengembangan Heritage Tourism di kawasan Candi Borobudur. Acara ini bekerja sama dengan Tim Storytelling - Prodi S2/S3 Kajian Pariwisata Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.

Dalam buku storytelling ini, akan ada delapan narasi yang dituliskan pada Legenda Borobudur. Yaitu Mengarungi Lautan: Kejayaan Maritim Nusantara, Mitos dan Sakralitas: Cerita Rakyat dan Ritual, Pustaka Teknologi dan Pengetahuan Alam, Berjalan dalam Waktu: Rekonstruksi Borobudur, Alam Nusantara: Flora dan Fauna, Tanah Jawa: Geologi dan Area Kawasan Candi, Makhluk Astral dan Surgawi, dan Spiritual Travel: Karma dan Kejayaan Siklus Hidup yang dapat diwujudkan menjadi tema perjalanan di Kawasan Candi Borobudur.

Mandalika

Jokowi meninjau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Lombok, NTB, pada Jumat (17/5/2019). Menurutnya, pembangunan awal fasilitas umum dan infrastruktur harus berstandar tinggi.

"Sehingga jangan sampai kawasan yang sudah sangat indah dan bagus pemberian Allah ini, jadi tidak baik karena salah manajemen dari awal. Saya kira ini yang harus dihindari," terang Jokowi.

Inilah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Kute Lombok Tengah yang  akan menjadi salah satu kawasan sirkuit MotoGPKOMPAS. Com/Fitri.R Inilah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Kute Lombok Tengah yang akan menjadi salah satu kawasan sirkuit MotoGP

Dalam kunjungannya itu, Presiden Jokowi ditemani Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur NTB H Zulkieflimansyah, dan Dirut PT ITDC Abdulbar M Mansoer.

Selain itu, Presiden Jokowi menilai, pembanguan fasilitas pendukung di kawasan itu, seperti toilet umum, juga sudah menggunakan standar yang tinggi sejak awal. Karena itu, Jokowi berpesan agar kawasan itu tetap dijaga dan dipelihara dengan baik.

"Jangan sampai kawasan yang sangat indah dan bagus pemberian Allah ini menjadi tidak baik karena salah manajemen dari awal. Ini yang harus dihindari," tegas Jokowi.

Baca juga: Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Apa Istimewanya?

Untuk mendukung pembangunan sirkuit MotoGP, Presiden Jokowi berharap semua segera bisa dikerjakan. Mulai dari bandara hingga jalan menuju lokasi sirkuit. Ditargetkan pada 2020, seluruh fasilitas untuk MotoGP siap digunakan, dan pada 2021 penyelenggaraan MotoGP sudah bisa diselenggarakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com