Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Musim Haji, Omset Pedagang Oleh-Oleh Belum Meningkat Drastis

Kompas.com - 23/08/2019, 10:09 WIB
Albert Supargo,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Musim haji telah usai, saatnya para jamaah pulang ke Tanah Air. Untuk mereka yang tidak sempat belanja cideramata di Tanah Suci, Pasar Tanah Abang merupakan pilihan favorit bagi mereka untuk berbelanja oleh-oleh.

Namun, toko pedagang oleh-oleh haji masih terlalu ramai pengunjung. Peningkatan omset pun nyatakan oleh beberapa pedagang belum drastis.

“Kalau penjualan dari toko kita baru mengalami kenaikan omset 10 persen saja, belum naik drastis,” sebut Andi Dharmawan selaku anak dari pemilik toko Mekkah11 kepada KompasTravel, Rabu (21/08/2019).

Baca juga: 7 Oleh-oleh Haji yang Bisa Dibeli di Tanah Abang

Ia juga menyatakan, kenaikan harga oleh-oleh haji di tokonya hanya sebesar 2-5 persen dari tahun sebelumnya.

“Kalau harga kita stabil-stabil aja, kenaikannya wajar,” sebut Andi.

Hal yang sama juga dinyatakan oleh Ali, salah satu pedagang oleh-oleh dan pernak-pernik khas Tanah Suci.

“Memang sudah 2 tahun ke belakang ini pembeli tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Dulu saya bisa dapat dari 5-8 juta sehari, hari ini sampai sekarang baru megang 2 jutaan,” sebut Ali kepada KompasTravel.

Baca juga: 5 Tips Berburu Oleh-Oleh Khas Tanah Suci di Tanah Abang

Namun, hal ini dinyatakan wajar oleh Ali.

“Wajar aja, soalnya kan Jemaah sampai sekarang belum terlalu banyak yang pulang dari Tanah Suci, jadi pembeli belum terlalu banyak. Dalam beberapa hari kedepan, saya yakin pasti banyak yang beli,” sebut Ali.

Pemerintah baru menjadwalkan kepulangan 47 Kelompok Terbang (Kloter) jamaah haji akan pada Kamis, 5 September 2019. Sampai hari Selasa kemarin, baru dua kloter jemaah haji tiba di Asrama Debarkasi Jakarta-Pondok Gede, Jakarta Timur.

Jajaran kurma yang bisa kamu temui di Pasar Tanah AbangAlbert Supargo Jajaran kurma yang bisa kamu temui di Pasar Tanah Abang

Yang menjadi pertimbangan pedagang adalah buah kurma. Pasalnya, kurma yang disimpan terlalu lama, akan mengalami pengurangan kualitas.

“Kita kalau simpen buah biasanya di toko, kadang kita bawa pulang. Takutnya kalau kelamaan gak ada yang beli, kualitasnya berkurang dan jadi lembek,” sebut Ali.

Selain itu, Ali juga menyatakan nilai tukar rupiah berpengaruh besar terhadap harga.

“Nilai tukar kan diangka yang hampir sama dengan musim haji tahun lalu, jadi kenaikan harga tidak terlalu besar,” ujar Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com