Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Borobudur dan Kesiapannya Menjadi Destinasi Super Prioritas

Kompas.com - 23/08/2019, 19:45 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

“Destinasi pariwisata tersebut meliputi Danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika,” begitu kata Presiden.

Baca juga: Menilik 4 Destinasi Wisata Prioritas Jokowi untuk 2020

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan pada Juli 2019, anggaran yang digelontorkan Jokowi untuk lima destinasi prioritas (Labuan Bajo, Danau Toba, Likupang, Borobudur, dan Mandalika) adalah sebesar Rp 6,4 triliun.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, merespons hal tersebut dengan membentuk tim “Quick Win” untuk mengakselerasi pengembangan potensi keempat destinasi. Tim ini bekerja paralel dengan Badan Otorita Pariwisata di masing-masing destinasi.

Salah satu upaya baru Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk mengakselerasi pariwisata Borobudur adalah storynomics tourism. Strategi ini berbentuk narasi storytelling tentang budaya setempat, dikemas dalam bentuk yang menarik.

Di kawasan Candi Borobudur strategi tersebut dimulai pada Mei 2019 lalu, saat Kemenpar menggelar Forum Group Discussion (FGD) Storytelling Pengembangan Heritage Tourism di kawasan Candi Borobudur. Acara ini bekerja sama dengan Tim Storytelling Prodi S2/S3 Kajian Pariwisata Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM).

Meski begitu, elemen penting pengembangan pariwisata yakni 3A (Aksesibilitas, Amenitas, dan Atraksi) tetap menjadi benchmark utama sebuah destinasi. Termasuk Borobudur dalam perjalanannya menjadi Destinasi Super Prioritas.

Awareness berkaitan dengan marketing. Sedangkan experience berkaitan dengan faktor aksesibilitas, amenitas, dan atraksi yang melekat ke setiap destinasi wisata. Kedua hal tersebut harus menjadi kesatuan yang padu,” tutur Arief Yahya beberapa waktu lalu.

Atraksi

Pak Sunyoto memarkirkan kendaraan di jalan aspal yang tak terlalu lebar. Kami diapit oleh pesawahan dengan pemandangan Pegunungan Menoreh di sebelah selatan. Gunung Sindoro dan Sumbing tampak samar mencuat di barat laut. Sungguh pemandangan yang aduhai.

Menurut legenda Jawa, daerah di sekitar Candi Borobudur terkenal sebagai “dataran Kedu”, sebuah tempat suci yang dijuluki “Taman Pulau Jawa” karena keindahan alam dan kesuburan tanahnya.

Saya mulai percaya legenda itu. Saya mengambil ponsel. Memotret sekitar. Memencet tombol video. Posting. Saya tengah berada di salah satu tempat tercantik. Dunia harus tahu.

Baca juga: Puncak Suroloyo, Tempat Melihat Megahnya Candi Borobudur

Tempat tersebut bukanlah satu-satunya spot foto alami di sekitar Candi Borobudur. Ada Puthuk Setumbu, tempat melihat panorama matahari terbit dengan obyek Candi Borobudur berselimut kabut. Ada Ketep Pass, tempat wisata terpadu di puncak bukit lengkap dengan Museum Merapi dan Volcano Theatre.

Anda yang suka wisata selfie bisa mengunjungi Kebun Bunga Matahari Taman Dewari. Deretan pohon bunga matahari yang menjulang tinggi membuat pemandangan bak di luar negeri. Ada juga Gereja Ayam, yang sempat viral usai menjadi lokasi shooting Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2.

Bukit Doa Rhema atau dikenal pula Dove Hill, Gereja Ayam, atau Gereja Burung, yang berlokasi di Magelang, Jawa Tengah.KOMPAS.COM/SILVITA AGMASARI Bukit Doa Rhema atau dikenal pula Dove Hill, Gereja Ayam, atau Gereja Burung, yang berlokasi di Magelang, Jawa Tengah.

Belum pernah berfoto bareng Jokowi? Cobalah datangi Camera House Borobudur. Dari luar, rumah ini tampak sangat mencolok karena berbentuk seperti kamera. Di dalamnya terdapat lukisan karya pemilik Camera House, Tanggul Angin Jatikusumo, beserta wahana foto tiga dimensi. Lukisan tiga dimensi Jokowi tengah selfie adalah salah satunya.

Tiap tahun, tepatnya saat perayaan Hari Raya Waisyak, ribuan umat Buddha berkumpul di Candi Borobudur berdoa. Perayaan itu ditutup dengan penerbangan lampion, yang juga bisa diikuti oleh masyarakat luar. Agenda ini menjadi salah satu highlight atraksi yang ramah kaum milenial, dengan gaung yang kencang di media sosial.

Borobudur sendiri bukanlah satu-satunya candi yang berdiri di kawasan ini. Ada Candi Mendut dan Candi Pawon yang juga bercorak Buddha. Tak lupa, atraksi wisata untuk para pecinta adrenalin: rafting di Sungai Elo yang tak kenal musim.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com