Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara agar Museum Tetap Relevan dengan Masyarakat

Kompas.com - 29/08/2019, 11:11 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Museum tidak harus dianggap kuno atau usang. Masih ada banyak cara agar museum bisa tetap relevan dengan masyarakat masa kini.

Pihak pengelola Museum Zoologi Bogor (MZB) yang masih dalam naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sadar betul bahwa perkembangan teknologi dan kreativitas dibutuhkan dalam mengatasi persoalan sepinya museum-museum di berbagai wilayah Indonesia, termasuk MZB itu sendiri.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan dan Hayati LIPI, Prof Dr Enny Sudarsonowati, menyatakan bahwa ada beberapa program dan kerjasama dengan berbagai pihak yang dapat dilakukan terkait persoalan tersebut.

Membentuk komunitas

Di era kaum milenial seperti saat ini, sangat besar pengaruh anak-anak muda untuk ikut membantu mempromosikan atau bahkan menjaga apa yang ada di sebuah museum.

"Ya, terutama museum zoologi seperti ini, jarang ada yang berkunjung kecuali anak sekolah ataupun mahasiswa karena tugasnya, karena mereka anggap kurang menarik," kata Enny.

Di beberapa daerah, sudah ada beberapa museum yang promosi melalui komunitas anak milenial, dan itu dikatakan Enny efektif untuk menggaet pengunjung ke museum tersebut.

Baca juga: 125 Tahun Berdiri, MZB Kini Jadi Museum dengan Spesimen Terbanyak di Asia

Menggunakan teknologi

Mencontoh museum gedung sate di Bandung, Enny mengatakan bahwa banyak potensi alat teknologi yang bisa dikolaborasikan dengan informasi di dalam museum. Maksudnya, isi yang ada di dalam sebuah museum tidak hanya sekadar dipajang, melainkan bisa ditambah efek-efek kecanggihan teknologi seperti 3D, atau lain.

Teknologi bisa membantu informasi sampai kepada pengunjung dan meningkatkan daya tarik museum.

Mengundang kreator

Museum juga bisa mengundang dan berkolaborasi dengan kreator, baik dari komunitas, UKM atau masyarakat, untuk membuat produk baru dari inspirasi museum yang bernilai seni dan bernilai jual.

"Jadi, nanti selain pengunjung menikmati keseruan informasi di museum itu, ,ereka juga bisa membeli souvenir khas dari museum zoologi, entah itu patung hewan, lukisan, kain bantal atau sarung yang bertemakan zoologi lah pokoknya," ujar Enny.

Nantinya, siapapun boleh belajar, baik komunitas, pengolah UKM bahkan masyarakat dan pengunjung yang datang. Sehingga museum akan menjadi wisata edukasi yang baik dan menyenangkan, menurut Enny.

Baca juga: Bukti Indonesia Kaya, Kebun Raya Bogor Pamerkan 43 Jenis Tumbuhan Baru

Bekerjasama atau berkolaborasi

Dengan Bekerjasama atau berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Bekraf, museum akan mendapat masukan agar bisa mendapatkan lebih banyak peminat dan menguntungkan secara ekonomisnya.

Sebagai contoh adalah kerjasama dengan pemerintah daerah untuk mendorong, mengajak dan atau membuat kebijakan yang baik agar masyarakat senang mengunjungi museum dan berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan.

"Atau bisa jadi pemda menjadikan museum zoologi sebagai bagian edukasi wisata di daerah tersebut. Wah, lebih banyak lagi pengunjungnya pasti," ujar Enny.

Tidak hanya itu, upaya untuk berkolaborasi dengan museum lain di berbagai daerah di Indonesia juga akan menambah esensi kearifan lokal dan nuansa nusantara.

Mengadakan kegiatan (event)

Seperti saran yang diterima dari BEKRAF, Enny berpendapat bahwa pengadaan kegiatan atau event bisa jadi ajang kampanye dan pengenalan museum.

Event mungkin bertujuan untuk mengembangkan ekonomi, tetapi melalui acara tersebut, satwa Indonesia juga bisa ikut diperkenalkan ke masyarakat luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com