Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Sampah di Gunung, Nepal Larang Penggunaan Plastik Bagi Pendaki

Kompas.com - 30/08/2019, 13:00 WIB
Silvita Agmasari,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Nepal melarang penggunaan plastik sekali pakai bagi para pendaki Everest. Peraturan ini keluar setelah pembersihan sampah massal Everest mengumpulkan lebih dari 10 ton sampah.

"Jika kami mulai (peraturan ini sekarang), ini akan membantu daerah ini. Everest dan gunung akan akan bersih dalam jangka waktu panjang," jelas pemerintah setempat Ganesh Ghimire dilansir dari Lonely Planet.

Ghimire menyebutkan penemuan sampah tak lain adalah sampah jenis botol plastik, kaleng, peralatan trekking, pasak tenda, dan pembungkus makanan.

Everest sendiri terbilang krisis sampah khususnya dari sektor pendakian gunung. Saking banyaknya sampah di area Gunung Everest, sejumlah lembaga konservasi lingkungan memberi julukan Gunung Everest sebagai tempat pembuangan sampah paling tinggi di dunia.

Pada 2014, sebenarnya Nepal telah memberlakukan siapapun yang mendaki sampah harus membawa ekstra sampah sembilan kilogram, termasuk sampah sendiri dan sampah yang ditinggalkan orang lain.

Namun peraturan tersebut tidak terlalu tegas, hanya sekitar setengah pendaki Everest yang mematuhi peraturan tersebut.

Pada 2018 kampanye pembersihan Everest dari sampah secara besar-besaran dimulai dari pada sherpa lokal (pembantu pendaki.

Sayangnya kampanye ini terbilang masih tidak berhasil. Hal itu lantaran dilihat dari banyaknya sampah yang dikumpulkan pada kerja bakti 2019.

Sampah yang diangkut dari Gunung Everest. Dok. Lonely Planet Sampah yang diangkut dari Gunung Everest.
Pemerintah Nepal mengatakan akan melakukan kerja sama dengan perusahaan pendakian, maskapai, dan asosiasi pendaki Nepal untuk memperkenalkan larangan pengunaan plastik.

Sampai saat ini pemerintah Nepal belum memutuskan sanksi yang diberikan bagi orang yang menggunakan plastik di area Gunung Everest.

Selain Nepal, ada pemerintah China yang menutup jalur pendakian Everest Base Camp dari jalur Tibet-China. Penutupan ini menyusul penemuan sampah yang masif di area kemah.

Data UN Environment Programme mencatat sejak ekspedisi pertama Everest di 1950an, ada lebih dari 140 ton sampah ditinggalkan oleh pendaki di gunung ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com