Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tradisi Unik Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram di Indonesia

Kompas.com - 31/08/2019, 09:07 WIB
Albert Supargo,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Tahun Baru Islam akan jatuh pada hari Minggu (1/9/2019). Hal ini berarti, akan ada banyak perayaan yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk menyambut 1 Muharram 1441 H.

Percampuran budaya masing-masing daerah dengan ajaran agama islam, menciptakan tradisi unik untuk merayakan tahun baru islam tersebut.

Dilansir dari TribunTravel, berikut 7 tradisi unik menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram di Indonesia :

1. Kirab Kebo Bule

Kirab Kebo Bule merupakan tradisi yang dilakukan warga Surakarta. Dalam tradisi Tahun Baru Islam, beberapa ekor kebo bule (kerbau berwarna putih) diarak keliling kota.

Masyarakat Surakarta percaya, kerbau ini merupakan turunan Kebo Bule Kyai Slamet dan dianggap keramat.

Kerbau-kerbau tersebut berperan sebagai Cucuking Lampah (pemandu kirab) dan diikuti oleh para keluarga keraton yang membawa pusaka, diikuti dengan barisan warga Surakarta di belakangnya.

Uniknya, warga akan berlomba-lomba menyentuh badan kebo bule dan berebut untuk mendapatkan kotorannya yang katanya dapat membawa berkah.

Warga Yogyakarta mengikuti tradisi Tapa Bisu Lampah Mubeng Beteng Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Selasa (5/11/2013) dini hari.KOMPAS.com/ WIJAYA KUSUMA Warga Yogyakarta mengikuti tradisi Tapa Bisu Lampah Mubeng Beteng Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Selasa (5/11/2013) dini hari.

2. Mubeng Beteng

Tradisi ini merupakan simbol refleksi dan instropeksi diri orang Jawa pada malam 1 Suro Tahun Baru yang dirayakan di Yogyakarta.

Islam yang dilakukan oleh ratusan abdi dalem mengelilingi Keraton Yogyakarta dan diikuti oleh warga.

Selama mengelilingi keraton, mereka harus melakukan tapa bisu (tidak berbicara atau bersuara) serta tidak makan, minum, atau merokok dan jarak yang ditempuh kurang lebih lima kilometer.

Upacara TabotDok. Tribun Travel Upacara Tabot

3. Upacara Tabot

Dirayakan oleh masyarakat Bengkulu, untuk mengenang kepahlawanan serta meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali Abu Thalib. Upacara ini terpengaruhi oleh upacara Karbala di Iran.

Perayaan Tahun Baru Islam ini telah dilakukan sejak tahun 1685 oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal juga sebagai Imam Senggolo.

Masyarakat percaya, apabila perayaan Tahun Baru Islam ini tidak mereka selenggarakan maka musibah dan malapetaka akan menimpa mereka.

Bolu Rahayu yang ajan dibagikan ke wargaDok. Tribun Travel Bolu Rahayu yang ajan dibagikan ke warga

4. Ledug Suro

Merupakan tradisi yang dilakukan warga Magetan, Jawa Timur. Masyakarat menggelar tradisi Ledug Suro dengan ‘ngalub berkah bolu rahayu’.

Upacara ini diawali dengan kirab Nayoko Projo dan Bolu Rahayu yang nantinya menjadi sasaran rebutan warga. Warga mempercayai, bolu tahayu dapat membawa keberuntungan dan berkah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com