Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Jejak Sejarah Orang Minangkabau di Nusa Tenggara Timur

Kompas.com - 31/08/2019, 13:07 WIB
Markus Makur,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

Keempat, Kampung Ndaung, di Kampung Ndaung ada bukti sejarah sebuah perahu layar yang sudah membatu. Orang kampung Ndaung menyebutnya perahu layar nenek moyang mereka yang berasal dari Minangkabau.

Semua perkampungan itu berada di lembah Daerah Aliran Sungai (DAS) Wae Impor yang hilirnya sampai di Pantai Nangalili, Bagian Selatan dari Manggarai Barat.

Agustinus, Warga Kampung Ndaung-Redek kepada KompasTravel, Sabtu, (3/8/2019) menjelaskan, nenek moyang mereka selalu mengisahkan kedatangan orang Minangkabau pertama di perkampungan itu dengan bukti sebuah sampan.

Saat ini sampan sudah berubah menjadi batu, namun, bentuknya tetap seperti sampan.

“Jadi bukan hanya cerita lisan yang disampaikan nenek moyang dan orangtua saya di Kampung Ndaung-Redek, melainkan ada bukti sejarah sebuah Sampan dari orang Minangkabau tersebut. Ada namanya yang disebut orangtua saya, namun, saya agak lupa saat ini,” jelasnya.

Terpisah Warga Kampung Kolang, Fransiskus Guntur, Petrus Ngempeng kepada KompasTravel, Sabtu, (3/8/2019) menjelaskan, Empo (leluhur) Pesau adalah nenek moyang orang Kolang yang berasal dari Minangkabau.

Dikisahkan secara lisan oleh tetua adat Kampung Lembah Kolang bahwa Pesau berlayar dari Minangkabau menuju ke Warloka, di Manggarai Barat.

Zaman dulu, warloka merupakan pusat persinggahan kapal-kapal dagang dari berbagai Negara di dunia ini, termasuk China, India dan Negara Asia lainnya.

Zaman itu orang Minangkabau juga berlayar menuju ke Warloka. Lalu, Empo Pesau berlayar dari Warloka menuju ke Nangalili, Bagian Selatan dari Manggarai Barat.

Zaman itu air laut naik sampai di lembah Kolang karena ada daerah aliran sungai (DAS) Wae Impor, yang hulunya berada di kawasan lembah Kolang.

Guntur dan Ngempeng menjelaskan, saat itu sebagaimana dikisahkan secara lisan, Empo Pesau berlayar dari Nangalili dengang perahu.

Sempat singgah sementara di Golo (Bukit) Kolang di sekitar perkampungan Teno. Namun, akhirnya Empo Pesau menetap di Kampung Lembah Kolang hingga meninggal dunia.

“Kisah orang Minangkabau dengan nama Empo Pesau selalu dkisahkan secara turun temurun oleh penerus generasi orang Kolang dimana saja berada," ujar Fransiskus.

Saat itu Empo Pesau bersumpah bahwa apabila dirinya bertemu dengan air sungai atau air tawar maka dirinya akan menetap di perkampungan itu dan tak akan kembali ke tanah Minangkabau.

"Dan terbukti Empo Pesau menetap dan meninggal dunia di perkampungan Lembah Kolang. Masih ada bukti kuburannya,” jelasnya.

Era sistem kerajaan di Manggarai Raya, Guntur dan Ngempeng menjelaskan, Kampung Lembah Kolang merupakan pusat kedaluan Kolang dibawah kekuasaan Raja Todo.

Kampung Lembah Kolang merupakan tempat tinggal dalu pertama di kawasan hamente Kolang. Nama dalu Pertama itu adalah Dalu Peng dan Mense.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com