Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Berpotensi Besar, Kemenpar Terus Kembangkan Wisata Kapal Pesiar

Kompas.com - 01/09/2019, 12:27 WIB
Anissa DW,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Pariwisata terus berupaya memacu pertumbuhan industri kapal pesiar di Indonesia. Sebab, sektor ini diyakini akan terus tumbuh dan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Buktinya, menurut Kementerian Pariwisata (Kemenpar), selama tiga tahun terakhir kunjungan wisman lewat kapal pesiar terus tumbuh. Bahkan, target kedatangan wisman melalui jalur kapal pesiar tahun 2019 mencapai 430.000 orang.

“Jumlah itu merupakan peningkatan rata-rata 20 persen per tahunnya. Sedangkan jumlah singgah kapal pesiar di pelabuhan- pelabuhan Indonesia (calls) pada 2019 ditargetkan mencapai 667 calls, atau kenaikan rata-rata 17,7 persen pertahun,” ucap Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kemenpar Indroyono Soesilo dikutip dari rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (1/9/2019).

Dia menambahkan, potensi pasar wisman dari kapal pesiar di wilayah Asia Timur mencapai 2 juta orang per tahun. Sementara itu, dari Australia dan Selandia Baru mencapai 1,3 juta orang per tahun.

Baca juga: Tak Lama Lagi, Kapal Pesiar Bisa Keliling Pulau Samosir

Karena potensi besar itu, Indonesia untuk pertama kalinya berpartisipasi di Cruise Lines International Association (CLIA) Cruise-360 Australasia, di Sydney, Jumat (30/8/2019). Kegiatannya diawali dengan pertemuan pertemuan Pra-Konferensi, 28-29 Agustus 2019.

“Sasaran kami adalah meningkatkan jumlah wisman dari kapal pesiar. Sebab potensinya masih sangat besar. Para wisatawan cruise ini bisa kita arahkan untuk berkunjung ke destinasi-destinasi wisata kepulauan Nusantara,” papar Indroyono, Sabtu (31/8/2019).

Ajang itu pun dimanfaatkan delegasi RI untuk bertemu dengan operator-operator kapal pesiar dunia, seperti Carnival, Holland American Lines, Cunard, P&O, Princess Cruises, Seabourn, Dream Cruises, Scenic Cruises, dan Coral Expedition.

“Delegasi kami mendapatkan keyakinan bahwa semua operator Kapal Pesiar di Dunia ingin meningkatkan jumlah kunjungan ke Nusantara. Bagi wisman, keindahan alam dan budaya Nusantara sudah tidak diragukan lagi,” ujarnya.

Baca juga: Wisata Kapal Pesiar Semakin Diminati Generasi Milenial

Apalagi, imbuhnya, Pemerintah Indonesia telah menggiatkan deregulasi serta membangun infrastruktur pelabuhan dan terminal untuk kapal pesiar di perairan Nusantara.

Pekerjaan rumah

Akan tetapi, masih ada beberapa catatan Delegasi RI untuk segera diselesaikan. Misalnya, ketersediaan BBM kapal pesiar di Pelabuhan Ambon, sistem air bersih, sistem pengolahan sampah ,dan ketersedian pengukur arus laut di Pelabuhan Benoa-Bali.

Ada juga kebijakan penutupan Pulau Komodo yang hingga kini belum ada kepastian secara tertulis atau belum mempunyai Surat Keputusan.

Delegasi Indonesia bersama panitia Cruise Lines International Association (CLIA) Cruise-360 Australasia 2019 yang diselenggarakan di Sydney, Australia, Jumat (30/8/2019).Dok. Humas Kementerian Pariwisata Delegasi Indonesia bersama panitia Cruise Lines International Association (CLIA) Cruise-360 Australasia 2019 yang diselenggarakan di Sydney, Australia, Jumat (30/8/2019).

Indroyono menambahkan, kepastian itu sangat diperlukan karena pemasaran jalur kapal pesiar dilakukan oleh pihak industri untuk kurun satu hingga dua tahun kedepan.

“Hal itu juga berkaitan dengan boleh atau tidaknya kapal pesiar memasuki wilayah Taman Nasional Raja Ampat di Papua Barat. Mengingat kapal-kapal pesiar tadi telah dilengkapi sistem teknologi GPS modern dan kapal tidak perlu lego jangkar lagi, sehingga tidak merusak terumbu karang,” paparnya.

Promosi pariwisata

Pada kesempatan itu pun Indonesia berkesempatan untuk memperkenalkan 19 pelabuhan sebagai destinasi Kapal Pesiar di Nusantara.

Hasilnya, menurut Indroyono, industri kapal pesiar dunia tertarik untuk memulai kegiatan mengunjungi Tanjung Lesung. Selain itu, mereka pun ingin melihat Gunung Anak Krakatau, mengunjungi Belitung, Balikpapan, Rinca, dan Ambon sebagai destinasi-destinasi baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com