Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Murah Belum Bisa Tarik Wisatawan Mancanegara ke Gunungkidul Yogyakarta

Kompas.com - 03/09/2019, 20:07 WIB
Markus Yuwono,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Meski tiket murah, obyek wisata di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta belum bisa menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Komunikasi antara wisman dan warga lokal masih menjadi salah satu kendala sedikitnya kunjungan wisman. Dari jutaan wisatawan yang berkunjung hanya belasan ribu wisatawan yang berkunjung ke bumi Handayani. 

Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan, kunjungan wisman ke Gunungkidul tergolong rendah. Dari 2,8 juta wisatawan tahun 2018 hanya ada sekitar 23 ribu. Namun demikian angka itu meningkat sekitar 2000 orang dibanding tahun 2017.

"Wisatawan mancanegara kita masih sedikit. Ketimpangan (dengan wisatawan lokal) masih cukup tinggi," katanya kepada wartawan, Selasa (3/9/2019). 

Baca juga: Tiket Mahal Pesawat adalah Puncak Gunung Es

Dijelaskannya, kunjungan wisman dihitung dari tiket yang berbeda dengan wisatawan nusantara. Meski harga retribusi tidak berbeda, hal ini untuk menghitung tiket. Harry mengaku hingga kini belum mengetahui secara pasti wisman sebagian besar dari mana.

"Antara wisatawan mancanegara dan lokal tidak ada perbedaan tarif, hanya tiketnya yang berbeda," ucapnya. 

Para wisatawan saat berjalan di pedestrian sisi Timur MalioboroKOMPAS.com / WIJAYA KUSUMA Para wisatawan saat berjalan di pedestrian sisi Timur Malioboro
Adapun untuk tarif berkunjung ke kawasan pantai dari Rp 5.000 per orang hingga Rp 10.000 tentunya tarif ini tergolong murah bagi wisman. 

Upaya peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara terus dilakukan, salah satunya bekerjasama dengan Dinas Pariwisata DIY dan Kementerian Pariwisata untuk dipromosikan ke luar negeri.

Selain itu memaksimalkan badan Promosi pariwisata agar memaksimalkan koordinasi dengan badan travel agen luar negeri.

"Kami bekerjasama dengan Dinas Pariwisata DIY mereka punya promosi ke luar negeri, kita berupaya membangun jejaring biro perjalanan di luar negeri. Target kita tahun ini ada 25 ribu wisatawan mancanegara berkunjung," ucapnya. 

Baca juga: Jangan Salah, Ini Hal Sepele Berguna untuk Dapat Tiket Pesawat Murah

Komunikasi antara wisman dan warga lokal masih menjadi salah satu kendala sedikitnya wisman ke Gunungkidul. Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi.

"Iya masih jarang wisman diajak komunikasi. Padahal itu penting. Untuk memberikan informasi budaya, kuliner, rute perjalanan. Jadi kalau tidak bisa kita komunikasikan, mereka tidak akan tahu," ucapnya.

Papan nama Bandara Internasional Kuala Namu. Asosiasi travel menyarankan kepada masyarakat yang ingin bepergian dengan harga tiket yang lebih murah, untuk menggunakan rute luar negeri. KOMPAS.com/Dewantoro Papan nama Bandara Internasional Kuala Namu. Asosiasi travel menyarankan kepada masyarakat yang ingin bepergian dengan harga tiket yang lebih murah, untuk menggunakan rute luar negeri.
Immawan mengatakan, wisman banyak yang tertarik dengan budaya lokal. Belum lama ini ada beberapa wisatawan mancanegara yang ikut menonton even budaya di Pantai Baron.

Namun sayang tidak ada warga lokal yang berkomunikasi dengan mereka karena keterbatasan pemahaman bahasa asing.

"Saya kira ini belum cukup menggembirakan jumlah wisatawan mancanegara datang ke Gunungkidul. Padahal mereka senang dengan tampilan seni tradisional," katanya.

Baca juga: 5 Pantai Pasir Putih di Gunungkidul

Ia mengatakan, pemerintah terus berupaya melakukan koordinasi dengan perguruan tinggi. Sudah ada tawaran memberikan pelatihan bahasa Inggris seperti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta merupakan universitas dengan bahasa Inggris yang baik dan juga universitas yang lain.

"Ini tinggal eksekusi saja," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com