Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak 1960, Ini Kedai Mie Paling Legendaris di Lampung

Kompas.com - 04/09/2019, 17:00 WIB
Sri Anindiati Nursastri,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com – Selasa (24/8/2019) sekitar pukul 18.30 WIB, dengan perut keroncongan akibat menahan lapar, tim Merapah Trans Sumatera 2019 menyusuri jalanan di Bandar Lampung.

Tujuan kami cuma satu: gerai Mie Khodon yang konon paling legendaris di kota tersebut.

Dalam benak kami terbayang-bayang semangkuk mi berkuah kaldu nan kental, dengan topping telur dan sayur-mayur serta suwiran ayam.

Mobil perlahan mendekati Jalan Ikan Bawal yang merupakan satu-satunya lokasi gerai Mie Khodon.

Namun, harapan kami sirna ketika seorang pelayan dengan berkata dengan lantang, “Mie-nya sudah habis!”

Saya menghela nafas panjang. Merelakan bayang-bayang Mie Khodon ditelan bumi untuk sementara.

Baca juga: Bakso Sony, Satu Lagi Kuliner Legendaris di Bandar Lampung

Jumat (27/8/2019), kali itu sekitar pukul 16.00 WIB, tim Merapah Trans Jawa 2019 kembali menyusuri jalanan Bandar Lampung. Tujuan kami masih sama: gerai Mie Khodon yang bikin penasaran.

Beruntung jalan di depan gerai tersebut masih ramai. Mobil masih parkir berderet-deret. Gerai masih buka. Mi masih tersedia!

Saya langsung memesan semangkuk mie kuah. Beberapa teman memesan mi goreng. Ada juga yang memesan mi nyemek, perpaduan antara kuah dan goreng. Es jeruk selasih menjadi pelepas dahaga sore itu.

Proses pembuatan Mie Khodon di Jalan Ikan Bawal, Bandar Lampung.KOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES Proses pembuatan Mie Khodon di Jalan Ikan Bawal, Bandar Lampung.
Semangkuk Mie Khodon akhirnya tiba di depan mata. Seperti yang dibayangkan, mi buatan tangan memenuhi mangkuk besar. Kuahnya kental, dengan aroma ebi (udang kering) yang kuat. Sayur-mayur dan suwiran ayam berjumlah sangat royal.

Sejak 1960

Cita rasa Mie Khodon tak berubah sejak gerai tersebut dibuka pada 1960. Pemilik gerai Mie Khodon saat ini adalah Subarno, yang merupakan cucu langsung dari pemilik awalnya. Mie Khodon memang dikelola secara turun-temurun oleh keluarga Subarno.

Nama “Khodon” sendiri berasal dari panggilan kakek Subarno. Dulu, sekitar tahun 1960, kakeknya berjualan mie dengan cara dipikul di Jalan Ikan Tenggiri, Telukbetung.

Jualannya kemudian dilanjutkan oleh ayah Subarno yang bernama Manto.

Penjual Mie Khodon, LampungKOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES Penjual Mie Khodon, Lampung
Setelah saya mencicipi semangkuk mi ini, rahasia kenikmatan Mie Khodon bukan terletak pada bumbu atau topping yang royal. Kenikmatannya terasa dari tekstur dan kekenyalan mi buatan tangan.

Baru kali ini saya mencicipi mi dengan kekenyalan yang pas, tak alot dan tidak terlalu lembut, dan berpadu sempurna dengan kuah kaldu.

Mau tahu betapa larisnya Mie Khodon? Setiap harinya, gerai ini dibuka pukul 13.00 WIB. Sebetulnya jam tutup gerai adalah pukul 19.00 WIB.

Namun, ketika saya dan tim tiba di gerai Mie Khodon pukul 16.30 WIB, salah satu pelayan berteriak “Mie habis!” sekitar 10 menit kemudian.

Ia kemudian memasang papan bertuliskan “Mie habis coy!!!” di bagian depan gerai. Giliran saya yang bernafas lega. Kuliner legendaris di Lampung, checked!

Gerai Mie Khodon di Jalan Ikan Bawal, Bandar Lampung.KOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES Gerai Mie Khodon di Jalan Ikan Bawal, Bandar Lampung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com