Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Diarak Orang Jepang, Apa Itu Mikoshi?

Kompas.com - 10/09/2019, 06:30 WIB
Albert Supargo,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Akhir pekan lalu, Jak-Japan Matsuri digelar di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Jak-Japan Matsuri mengambil konsep perayaan yang biasanya dilakukan di Jepang.

"Matsuri sendiri berasal dari kata matsuru yang berarti menyembah atau memuja. Biasanya dilakukan di musim gugur menyambut panen raya,” ujar Toshio Amagasha sebagai Ketua Panitia Mikoshi Dance saat diwawancarai KompasTravel beberapa waktu lalu.

Dalam pelaksanaan matsuri beberapa penyelengaraan layaknya tidak bisa dipisahkan dari perayaan ini, salah satunya arak-arakan mikoshi.

“Pada dasarnya, Mikoshi merupakan tandu religius yang sakral yang juga Kuil Shinto portable yang akan diarak keliling kota,” ujar Toshio.

“Dengan adanya musim dingin, biasanya panen di Jepang hanya terjadi satu kali salam setahun. Maka dari itu, para petani dan masyarakat Jepang mengucap syukur kepada Tuhan atas panen yang diberi sekaligus sebagai harapan panen di tahun depan akan lebih bagus dari tahun ini, “ ujar Toshio.

Perayaan peralihan musim dingin dirayakan besar-besaran di Jepang.

“Mayoritas warga Jepang akan berpartisipasi dalam perayaan ini,” ujar Toshio.

Ia juga sempat menyatakan arti simbolik dari mikoshi sendiri.

Mikoshi yang diarak akan diiringi dengan gendangan taiko yang merupakan gendang asli Jepang. Masyarakat percaya gendangan taiko yang kuat akan memanggil para dewa untuk turun ke dunia. Dewa yang berkunjung akan beristirahat di mikoshi,” ujar Toshio.

Mikoshi biasanya memiliki dua sampai enam tiang yang berfungsi sebagai undakan untuk mengangkut yang diletakan di pundak warga.

“Berat mikoshi mencapai 1,5 ton. Maka warga harus bahu-membahu menggotongnya. Saat menggotong, warga akan meneriakan shoia-shoia. Warga Jepang percaya dengan berteriak, tenaga para penangkat akan semakin keluar dan teriakan menjadi aba-aba agar para pengangkat mikoshi dapat berjalan secara serempak,” kata Toshio.

Event Jak-Japan Matsuri 2019 membawa tiga buah mikoshi langsung dari Jepang.

“Yang paling berat untuk laki-laki, ada yang sedang untuk perempuan dan yang paling kecil untuk anak-anak,” sebut Toshio.

Arak-arakan mikoshi anak-anak di Jak-Japan Festival 2019Albert Supargo Arak-arakan mikoshi anak-anak di Jak-Japan Festival 2019
Di event ini, mikoshi digotong oleh kurang lebih 250 orang.

“Ada lebih dari delapan universitas yang berpartisipasi, semuanya mahasiswa mahasiswi Indonesia yang menjadi relawan,” ujar Toshio.

Ia juga menambahkan, keterlibatan warga Indonesia dalam event ini bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan Jepang di Indonesia dengan harapan mempererat ikatan persaudaraan antar kedua negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com