Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bedanya Makanan Bali di Restoran dan di Rumah Orang Bali Asli

Kompas.com - 15/09/2019, 09:20 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA,KOMPAS,com – Setiap daerah tentu punya cita rasa makanan sendiri. Namun ketika di Bali, kamu dapat menemukan dua cita rasa berbeda yakni di restoran dan di rumah orang Bali asli atau saat upacara adat.

Chef De Cuisine Kayuputi Restaurant, St. Regis Bali Resto, Ketut Gunatika bercerita mengenai perbedaan cita rasa makanan Bali di restoran dan di kehidupan orang Bali asli. 

Baca juga: Ayam Betutu Punya Bumbu Rahasia, Mau Tahu?

“Semua dapur di Bali harus punya cabai, cabai sudah bagaikan garam bagi orang Bali. Pada setiap masakan di upacara adat juga harus ada cabai dan terasi. Sambal harus ada terasi dan harus ada di setiap makanan,"jelas Ketut pada Kompas.com ditemui di acara Wine Dinner di The Hermitage Jakarta, Jumat (13/09/2019).

Meskipun masyarakat Bali sangat gemar menghadirkan cita rasa pedas, tetapi setiap restoran di Bali umumnya menyesuaikan dengan selera pengunjung.

Ketut menambahkan, makanan Bali yang dikhususkan untuk upacara adat menggunakan jumah cabai jauh lebih banyak ketimbang makanan Bali di restoran.

Baca juga: Nasi Jinggo dan Tipat, Makanan Bali yang Selalu Bikin Kangen

"Kalau di restoran terasi kita (hampir) tidak ada. Kita kurangi semua untuk masakan kecuali makanan Indonesia karena terasi itu terlalu kuat tetapi enak. Kadang tamu itu tidak suka baunya yang kuat,” pungkas Ketut.

Kendati demikian banyak turis yang ingin mencoba makanan khas Bali, seperti ayam betutu. Namun chef Ketut punya cara tersendiri dalam menyajikannya.

“Ayam betutu, memang pedas. Biasanya kalau untuk tamu memang sambal dan cabainya kami kurangi. Biasanya kami kalo menghidangkan sambalnya dipisah dari ayamnya. Jadi bumbunya memang sudah jadi satu sama ayamnnya tetapi untuk cabainya kami sendirikan, jadi sesuai mereka yang kasih takaran sesuai selera" ungkap chef Ketut.

Tidak hanya ayam betutu, turis asing juga kadang meminta ikan goreng sambal matah. Ketut biasanya harus menambahkan terasi untuk hidangan tersebut agar nikmat.

Baca juga: Nenek Moyang Sambal Nusantara Ada di Bali

Sambal matahSHUTTERSTOCK/YUNORINA Sambal matah

Selain menghadirkan cabai sebagai ciri khas masakan Asia dalam masakannya. Ketut juga memberi perasan daun serai pada masakannya. Hal itu untuk tetap menghadirkan cita rasa khas China namun tidak terlalu kuat.

“Saya kebetulan bekerja di Restoran Kayuputi yang pada dasarnya ini lestoran masakan Asia, jadi semua hidangan yang disajikan kami tambahkan daun serai agar ada ciri khas makanan dari Asia," jelas Ketut.

Ia menjelaskan bahwa perasan daun serai tidak terlalu pekat rasanya sehingga para wisatawan asing bisa menerima.

“Daun serai ini yang paling diterima dilidah tamu (para wisatawan asing). Rasanya tidak begitu kuat namun tetep ada citarasa Asianya. Jika pakai seperti kecombrang itu terlalu kuat," jelas Ketut.

Hampir semua masakan, baik itu untuk kaldu atau makanan ala Barat serai selalu jadi andalan Ketut untuk mempertahankan cita rasa masakan Asia. 

Chef De Cuisine, Kayuputi Restaurant, St. Regis Bali Resto Ketut Gunatika, menjadi chef tamu di Hotel Hermitage Jakarta dalam acara wine dinner pada tanggal 13 hingga 14 September 2019. Dalam acara ini, para tamu disuguhkan hidangan gaya Perancis seperti Pan Seared Scallops, Kiwami Wagyu Beef, Tasmanian Salmon dan didampingi beberapa koleksi wine.

Koleksi wine terbaik yang menemani dalam santap malam spesial itu di antaranya adalah Chateau du Tetre, Margaux (2012); Clos L’Eglise, Pomerol (2003); Chateao Cos d’Estournel Goulee (2013), dan masih banyak lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

Jalan Jalan
10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com