Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mistis nan Romantis Danau Asmara, Permata di Timur Flores

Kompas.com - 16/09/2019, 13:55 WIB
Nansianus Taris,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

 

LARANTUKA, KOMPAS.com - Jika di ujung barat pulau Flores punya Komodo, maka di ujung timur pulau berjuluk nusa bunga ini, ada obyek wisata yang layak pula dikunjungi. 

Di Kabupaten yang berada di ujung timur Flores yaitu Kabupaten Flores Timur, terdapat danau yang warga setempat beri nama sebagai danau Asmara.

Danau Asmara bisa jadi salah satu obyek wisata yang tersembunyi karena gegapnya berita tentang Flores yang berkutat hanya pada Komodo dan juga Danau Kelimutu di Kabupaten Ende. 

Danau Asmara terletak di Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur.

Foto : Pesona danau Asmara yang menakjubkan, terletak di Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, kabupaten Flores Timur, NTT, Jumat (13/9/2019).KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS Foto : Pesona danau Asmara yang menakjubkan, terletak di Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, kabupaten Flores Timur, NTT, Jumat (13/9/2019).

Jarak tempuh dari pusat kota Larantuka (ibu kota Flores Timur) ke danau ini adalah 40-an kilometer. Bisa ditempuh dalam waktu 40 menit sampai satu jam perjalanan.

Di balik cerita mistis dan romantis, danau ini sebenarnya terbentuk akibat letusan gunung Sodoberawao pada 400-500 sebelum masehi.

Paulus Ruron, warga kecamatan Tanjung Bunga menuturkan tentang asal mula nama Danau Asmara. Nama lain dari Danau Asmara adalah Danau Waibelen. Penyebutan Danau Waibelen menjadi Danau Asmara terjadi sekitar tahun 1970-an. 

Bermula dari kisah sepasang sejoli yang lagi dimabuk asmara. Laki-laki bernama Lio Kelen dan yang wanita bernama Nela Kelen. 

Pesona danau Asmara yang menakjubkan terletak di Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, kabupaten Flores Timur. KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Pesona danau Asmara yang menakjubkan terletak di Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, kabupaten Flores Timur.

Kisah asmara keduanya tak direstui orang tua karena mereka masih punya ikatan kekerabatan keluarga yang masih sangat rapat. Keduanya berasal dari kampung Tengadei Desa Waibao.

Danau Waibelen kala itu, menjadi satu-satunya sumber air bagi masyarakat Desa Waibao yang terdiri dari Kampung Keka, Tengadei, Riangpuho, dan Lebao.

Setiap hari, warga turun ke danau untuk mengambil air, memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik untuk minum, mandi, ataupun mencuci. Seperti pemuda dan pemudi yang lain, Lio dan Nela pun sering ke danau untuk melakukan aktivitas yang sama.

"Perjalanan asmara sepasang sejoli ini tetap tidak direstui oleh kedua orang tua mereka. Mendapat penerimaan demikian, keduanya bersepakat bunuh diri di Danau Waibelen, tempat yang hampir setiap hari mereka kunjungi," tutur Paulus saat ditemui Kompas.com di sekitar danau, Jumat (13/9/2019). 

Ia melanjutkan, keduanya lantas menyusuri jalan menurun ke danau pada jalan yang biasa mereka lewati bersama warga lain dari kampung Tengadei. Sebelum berjalan masuk dan menceburkan diri ke dalam danau, mereka beristirahat dan duduk di pinggir danau.

Danau Waibelen atau Danau Asmara di Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Danau alami tersebut juga habitat beberapa jenis burung.KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Danau Waibelen atau Danau Asmara di Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Danau alami tersebut juga habitat beberapa jenis burung.

Hal itu terbukti dengan ditemukan sepucuk surat dari mereka berdua di pinggir danau yang dijepit di selah pohon tidak jauh dari tempat mereka bunuh diri.

Dalam surat mereka menulis singkat. Tulisan itu berbunyi, "kalau Bapa Mama ingin mencari emas, maka carilah ke dalam danau". 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com