Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Jepang Terkenal Sopan, Ini Pengalaman Tour Guide di Bali

Kompas.com - 17/09/2019, 12:04 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Turis Jepang disebut-sebut sebagai turis terbaik dari seluruh dunia. Menurut sebuah studi internasional baru-baru ini yang dilakukan oleh perusahaan analisis data YouGov, turis Jepang merupakan turis terbaik di dunia.

Baca juga: Siapakah Turis Terbaik di Dunia?

Analisis ini berdasarkan responden dari 26 negara-negara di Eropa, Asia dan Arab, serta Amerika Serikat, Australia. Semuanya (kecuali Italia) menobatkan turis Jepang sebagai pelancong terbaik.

Menurut Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Bali, I Nyoman Nuarta, turis Jepang lebih unggul di segi kesopanan dibanding dengan turis dari negara lain.

Nyoman sendiri selama 24 tahun sudah biasa mendampingi wisatawan Jepang yang berwisata ke Bali.

Bali menjadi salah satu dari tiga destinasi wisata Indonesia yang menjadi tujuan favorit wisatawan asal Selandia BaruDok. Humas Kemenpar RI Bali menjadi salah satu dari tiga destinasi wisata Indonesia yang menjadi tujuan favorit wisatawan asal Selandia Baru

“Saya sangat setuju dengan pernyataan itu jika turis Jepang ialah turis terbaik. Saya hampir 24 tahun jadi tour guide untuk Jepang dari tahun 1995. Saya tahu persis karakter Jepang, pasti 95 persen (dari turis Jepang yang dia dampingi) etikanya mereka sangat baik-baik,” ujar I Nyoman Nuarta kepada Kompas.com, Senin (16/09/2019).

Ia mengatakan bahwa kebiasaan-kebiasaan baik turis Jepang dapat ditiru. Seperti bagaimana mereka selalu tepat waktu dan tidak merugikan orang lain.

Selain itu, lanjut Nyoman, turis Jepang menghormati tempat-tempat suci yang ada di Bali seperti pura.

Baca juga: Bali Jadi Salah Satu Destinasi Paling Banyak Dikunjungi Turis di Dunia

“Orang Jepang, orangnya sangat sopan. Kalau antre, ia akan antre tidak mau mendahului dan sangat tertib. Kalau makan, dia pasti habiskan. Mereka akan mengambil secukupnya dan akan menghabiskan makanan yang ia akan ambil,” paparnya.

Nyoman mengatakan bahwa selama ia menemani wisatawan asal Jepang, ia juga belajar hal-hal kecil yang berdampak pada hidupnya sekarang. Seperti menghargai waktu, disiplin, dan menghormati tempat-tempat ibadah.

“Jujur selama saya menemani turis Jepang, saya yang malah belajar dari mereka. Tentang disiplin dan menghargai waktu. Saya kalau sudah janjian misal 8.30, saya harus hadir setengah jam sebelum waktu yang ditetapkan. Kalau saya terlambat, mereka bisa marah karena mereka sangat manghargai waktu,” ungkapnya.

Wisata alam Raja Lima atau Rumah Pohon Molenteng yang terletak di Pejukutan, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, Minggu (11/11/2018).Kompas.com/SHERLY PUSPITA Wisata alam Raja Lima atau Rumah Pohon Molenteng yang terletak di Pejukutan, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, Minggu (11/11/2018).

Hal sama juga tampak saat turis Jepang berkunjung ke tempat ibadah seperti pura.

“Jika ada pantangan di pura. Kalau ada yang 'datang bulan' tidak boleh masuk, mereka akan menaati itu dan benar-benar tidak mau melanggarnya. Mereka sangat menghormati budaya di sini (Bali),” tambahnya.

Baca juga: Jangan Sampai Menjadi Traveler yang Buruk, Ikuti 8 Aturan Penting Ini

Hal yang sama juga dipaparkan oleh Komang Fuji, pramuwisata, yang juga bertahun-tahun menemani turis dari Jepang. Ia mengingat satu peristiwa yang tidak terlupakan.

“Turis Jepang akan datang lebih awal dan pulang paling terakhir. Suatu saat ada pertunjukan tari adat Bali. Turis Jepang akan datang paling awal dan akan menunggu hingga pertunjukan benar-benar selesai,” ungkap Komang Fuji.

Wisatawan mengunjungi lokasi wisata Pura Ulu Watu, Bali, Selasa (1/1/2011). KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Wisatawan mengunjungi lokasi wisata Pura Ulu Watu, Bali, Selasa (1/1/2011).

Menurut Komang, turis Jepang melakukannya karena menghargai para penari yang sedang pentas.

"Tidak seperti turis yang lain yang sesuka hati meninggalkan tempat di tengah acara berlangsung,” lanjutnya.

Baca juga: Pantai Kuta Masih Tetap Menyimpan Pesona

Ia juga terkesima ketika melihat turis Jepang sangat menghargai padi. Orang Jepang akan memakan habis nasi yang ia ambil.

“Orang Jepang itu sangat menghargai nasi. Mereka tidak akan menyisakan nasi yang ada di atas piring mereka. Karena mereka sangat menghargai bagaimana para petani yang bekerja keras menanam padi yang ada,” ungkapnya.

Dengan pengalaman-pengalaman yang ia rasakan sendiri, Komang setuju jika kesopanan turis Jepang lebih unggul dibanding turis dari negara-negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com