Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, pasar Eropa akan terus dimaksimalkan karena terbukti memberi kontribusi yang besar bagi pariwisata Indonesia.
Berdasarkan kriteria size, sustainability, dan spending, Eropa menempati posisi kedua setelah Tiongkok di tahun 2017. Baru kemudian disusul Australia, Singapura, dan India.
“Tiongkok menjadi pasar utama wisman bukan tanpa alasan. Nilai dari size, pertumbuhan, dan spending tertinggi mencapai 92 persen. Sedangkan pasar Eropa sedikit lebih rendah yaitu dengan total nilai 77 persen. Keunggulan pasar Eropa ada pada spread atau spending,” bebernya.
Wisatawan dari Eropa sendiri rata-rata pengeluaran mencapai 1.538 dollar AS per wisman per kunjungan. Meski berada di posisi kedua, namun untuk perolehan devisa atau spread (spending) wisatawan Eropa saat itu lebih unggul mencapai $ 2,6 miliar dollar AS.
Selain melakukan berbagai promosi, ada empat strategi utama yang dilakukan Kemenpar untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara, termasuk dari Eropa. Yaitu program crossborder tourism, hot deals, tourism hub, dan low-cost carrier terminal.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan