Sementara itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, sangat mendukung pembangunan yang dilakukan di destinasi super prioritas.Apalagi, perhatian penuh telah diberikan Presiden Joko Widodo.
Menteri asal Banyuwangi itu mengingatkan kunci keberhasilan pengembangan destinasi ada pada 3A, yakni atraksi, aksesibilitas, dan amenitas.
“Namun,melengkapi tiga komponen ini bukanlah pekerjaan yang gampang,” papar Menpar.
Pasalnya, kata Arief, untuk mengembangkan amenitas harus menunggu aksesibilitas. Namun, setelah aksesibilitas, seperti bandara dan jalan terbangun, masih butuh waktu 4-5 tahun untuk membangun hotel berbintang.
Baca juga: Menpar Sumringah Posisi Indonesia di Peringkat Pariwisata Dunia Naik
Maka dari itu, Menpar menjelaskan solusi tercepat adalah membangun amenitas ala nomadic tourism. Karena, sifatnya bisa dipindah-pindah, maka bentuknya pun bisa bermacam-macam.
Mulai dari hotel di atas mobil atau karavan, glam camp—tempat kamping dengan fasilitas akomodasi kelas bintang, atau homepod atau rumah telur.
“Kalau tiga jenis nomadic accommodation di atas bisa portable, maka saat membangun tidak perlu banyak pertimbangan, seperti membangun hotel permanen. Toh, kalau karavan atau homepod-nya di suatu spot destinasi wisata tidak cocok dengan mudah bisa pindahkan,” jelas dia
Hal ini berbeda dengan membangun hotel. Ketika hotel sudah dibangun dan ternyata destinasinya sepi, otomatis hotelnya ikutan sepi. Karena untuk membangun hotel dibutuhkan banyak pertimbangan dan feasibility studies yang memakan waktu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.