"Karena dulu ada benteng Belanda, jadi Belanda dulu menguasai wilayah Tangerang dan membangun benteng di Tangerang. Tangerang masih wilayah Banten, jadi kerajaan-kerajaan Banten sering menyerang markas-markas pertahanan Belanda, lalu Belanda membangun benteng sebagai pertahanan" jelas Martin
Martis mengatakan yang tinggal di sekitar benteng tersebut adalah peranakan Tionghoa Tangerang. Jadi dari sana asal usul Chinana benteng.
"Jadi kata benteng itu harus dipertahankan karena bagian dari sejarah kota Tangerang," kata Martin.
Di lantai dua museum, terdapat berbagai barang-barang sejarah yang tersusun rapi, baik di dalam etalase maupun yang diletakkan di atas meja. Salah satu koleksi barang-barang antik pertama yang bisa ditemui adalah timbangan opium. Timbangan opium yang terdapat di museum ini berasal dari tiongkok, Jepang, Korea, Indonesia, Burma, dan Thailand.
Selain timbangan yang menjadi simbol perdangan di Pasar Lama, museum ini juga menyimpan koleksi botol kecap dan label kecap-kecap benteng yang terkenal sejak dulu di Tangerang. Ada koleksi label Ketjap Benteng Teng Giok Seng yang diproduksi di Benteng Tangerang.
Baca juga: Eksis sebelum Indonesia Merdeka, Ini 5 Pabrik Kecap Manis Tertua
Ada juga label dan cap Ketjap Siong Hin. Pabrik kecapnya masih ada sampai sekarang, pabriknya berada si beberapa titik kota Tangerang.
Ada pecahan keramik, kerang-kerang, gigi, paku buatan tangan yang terbuat dari besi, bahkan timah.
Banyak pernak-pernik peralatan judi orang Tionghoa pada masa lampau, radio, koleksi patung-patung dewa, perlengkapan perkawinan adat peranakan Tionghoa Tangerang.
Sayangnya pengunjung di Museum ini tidak boleh mengabadikan gambar dengan kamera apapun dan merekam video maupun suara. Museum Benteng Heritage buka mulai pukul 13.00 sampai 18.00.
Tur di Museum Benteng Heritage harus dengan perjanjian sebelum, yang berlangsung sekitar 45 menit dengan jumlah setiap rombongan dibatasi sampai 20 peserta.
Untuk bisa masuk ke museum dan melihat koleksi bersejarahnya, pengunjung dikenakan tarif. Untuk umum Rp 20.000, pelajar Rp 10.000, mahasiswa Rp 15.000, wisatawan asing Rp 50.000, dan tur khusus heritage walk Rp 50.000 untuk rombongan lebih dari 10 orang.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan