Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Ikut Tren, Ini Alasan Soe Hok Gie Gemar Naik Gunung

Kompas.com - 19/09/2019, 18:07 WIB
Silvita Agmasari,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sosok Soe Hok Gie, aktivis sekaligus penulis tak pernah lepas dari gunung. Pria yang akrab disapa Hok Gie ini merupakan salah satu pendiri organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia.

Baca juga: Mendaki Semeru, Mengenang Soe Hok-Gie dan Rudy Badil

Bagi Hok Gie, mendaki gunung bukan sekedar ikut tren atau ingin menjadi keren. Dalam buku "Seri Buku Tempo: Gie dan Surat Surat yang Tersembunyi" yang diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia bekerja sama dengan Tempo Publishing, dijabarkan alasan Gie gemar naik gunung.

Hok Gie diceritakan oleh sahabatnya, Herman Onesimus Lantang, memilih naik gunung karena muak dengan iklim politik kampus.

Baca juga: Bakal Seru, Kompas.com Gelar Acara Jejak Pendaki Semeru

Hok Gie punya ide membentuk wadah untuk menampung mahasiswa yang ogah digolong-golongkan dalam partai politik tertentu dan lebih senang berkegiatan di alam bebas.

Hal itu juga yang menjadi latar belakang Hok Gie mendirikan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Prajnaparamita Fakultas SastraUI di Ciampea, Bogor 11 Desember 1964. Organisasi cikal bakal Mapala UI.

"Tujuan Mapala ini adalah mencoba membangunkan kembali idealisme di kalangan mahasiswa untuk secara jujur dan benar-benar mencintai alam, tanah air, rakyat, dan almamaternya," tulis Hok Gie di majalah Bara Eka Nomor 13 tahun iii, Maret 1966.

Baca juga: Mendaki Semeru, Mengenang Soe Hok-Gie dan Rudy Badil

"Mereka adalah sekelompok mahasiswa yang tidak percaya bahwa patriotiesme dapat ditanamkan hanya melalui slogan-slogan dan jendela-jendela mobil. Mereka percaya bahwa dengan mengenal rakyat dan tanah air Indonesia, secara menyeluruh barulah seseorang dapat menjadi patriot-patriot yang baik," tulis Hok Gie.

Anggota Mapala UI dipotret saat melakukan kegiatan pemasangan plakat In Memoriam Soe Hok-Gie di Gunung Semeru, Jawa Timur pada tahun 1971. Soe Hok-Gie, anggota Mapala UI dengan nomor M-007-UI meninggal di Gunung Semeru pada tanggal 16 Desember 1969. Mapala UI sebagai salah satu pelopor pencinta alam di Indonesia, memiliki foto-foto yang menjadi bagian sejarah kepencintaalaman di Indonesia.Dokumentasi Mapala UI Anggota Mapala UI dipotret saat melakukan kegiatan pemasangan plakat In Memoriam Soe Hok-Gie di Gunung Semeru, Jawa Timur pada tahun 1971. Soe Hok-Gie, anggota Mapala UI dengan nomor M-007-UI meninggal di Gunung Semeru pada tanggal 16 Desember 1969. Mapala UI sebagai salah satu pelopor pencinta alam di Indonesia, memiliki foto-foto yang menjadi bagian sejarah kepencintaalaman di Indonesia.

Lewat tulisan Hok Gie Menaklukan Gunung Slamet di buku Soe Hok Gie Zaman Peralihan dari Penerbit Buku Populer Gagas Media, ia menuliskan betapa penting para pemuda untuk naik gunung.

Baca juga: Mitsubishi Pajero Sport dan Triton Temani Perjalanan Mendaki Semeru

Kesimpulan ini ia tulis lima hari setelah pulang dari pendakian di Gunung Slamet yang penuh perjuangan.

"Setelah lima hari meniggalkannya, setelah melihat begitu banyak sisi lain dari negara Indonesia tercinta, setelah perjalanan yang begitu melelahkan. Semuanya akan menjadi ragi untuk diri masing-masing," tulisnya.

Ia juga merasa bahwa bangsa yang besar adalah bangsa sehat tubuhnya. Pemuda-pemuda sakitan, tulisnya, tidak mungkin menyelesaikan tugas-tugas pembangunan.

"Dan untuk itulah saya selalu mau membawa rombongan mendaki gunung," tulis Gie.

Masa kecil Soe Hok Gie

Soe Hok Gie lahir di Jakarta, 17 Desember 1942. Ia bersekolah di SMA Kolese Kanisius. Kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1962 sebagai mahasiswa Fakultas Sastra di jurusan Sejarah sampai tahun 1969.

Setelah itu, ia melanjutkan berkarya di UI sebagai dosen. Hok Gie terkenal sebagai seorang aktivis yang menyampaikan kritik-kritik pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dan Soeharto.

Baca juga: Napak Tilas Kematian Soe Hok Gie di Museum Taman Prasasti

Hok Gie naik gunung untuk terakhir kali pada 1969. Di Gunung Semeru, dia tutup usia pada 16 Desember 1969 pada usia 26 tahun, satu hari sebelum ulang tahun ke-27.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com