Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Waktu Terbaik Menyelam di Raja Ampat?

Kompas.com - 20/09/2019, 07:06 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Agenda utama berkunjung ke Raja Ampat adalah diving atau snorkling. Kekayaan bawah laut Raja Ampat, Papua Barat, menggoda untuk dijelajahi.

Namun kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk menyelam di Raja Ampat?

Baca juga: 10 Destinasi Wisata Terindah di Asia, Salah Satunya Raja Ampat

“Oktober sampai April itu yang paling bagus. Mei sudah mulai sudah musim ombak,” jelas Ina Rumbekwan, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Raja Ampat saat ditemui di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata, Selasa (17/9/2019).

Pemandangan bawah laut di dasar perairan Yenbuba, Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (19/10/2017).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Pemandangan bawah laut di dasar perairan Yenbuba, Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (19/10/2017).

Ia mengatakan bahwa menjelang bulan Juni dan Juli akan datang musim ombak. Namun pada bukan Mei, sudah mulai terjadi ombak yang kencang sehingga membuat penyelam tidak nyaman saat berada di dalam laut.

Baca juga: Aneka Oleh-oleh Anti-mainstream dari Raja Ampat

“Musim ombaknya Juni, Juli, Agustus, tapi Mei biasanya sudah mulai. Agustus sampai September seperti ini kadang sampai minggu ke dua masih,” paparnya.

Ia menjelaskan bahwa sebenarnya pada musim ombak jarak pandang di bawah laut tidak terganggu dan masih jernih. Hanya saja, ombak yang besar dapat mengakibatkan para penyelam kehilangan keseimbangan.

Pemandangan bawah laut di sekitar Dermaga Desa Yenbuba, Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Minggu (30/10/2016).Dok. Dito/PT. Pelni Pemandangan bawah laut di sekitar Dermaga Desa Yenbuba, Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Minggu (30/10/2016).

“Ombaknya besar sekali, kalau mengganggu jarak pandang di bawah laut sebenarnya tidak karena di sana masih lumayan jernih tidak kabur, tapi ombaknya membuat para penyelam susah menemukan keseimbangan harus berpegangan, dan bisa terbawa arus,” jelas Ina.

Larangan dari pemerintah daerah Kabupaten Raja Ampat mengenai diving pada musim ombak belum dikeluarkan.

Baca juga: Berapa Minimum Biaya Diving untuk Pemula di Raja Ampat?

Namun para operator tour dan guide lokal sudah paham atas keadaan tersebut. Oleh karena itu, pada musim ombak akan dialihkan ke alternatif aktivias wisata lainnya yang tidak kalah menarik.

Destinasi wisata Pianemo di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (5/5/2016). Untuk melihat panorama bahari ini, wisatawan harus menaiki 320 anak tangga, sebelum akhirnya rasa capek terbayar dengan melihat keindahan Pianemo dari atas bukit.KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Destinasi wisata Pianemo di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (5/5/2016). Untuk melihat panorama bahari ini, wisatawan harus menaiki 320 anak tangga, sebelum akhirnya rasa capek terbayar dengan melihat keindahan Pianemo dari atas bukit.

“Rata-rata operator di Raja Ampat tahu, jadi mereka tidak menjual paket di bulan-bulan itu. Tapi tetap ada wisatawan yang datang seperti musim-musim sekarang (pertengahan September). Tetap ada,” jelasnya.

Baca juga: Ini Cara Agar Wisata ke Raja Ampat Tidak Mahal

Aktivitas wisata lainnya sebagai alternatif selain diving adalah hiking ke gunung dan melihat burung cendrawasih yaitu fauna khas dari Papua.

“Kita banyak sekali alternatif wisata, kita hiking lalu nonton burung Cendrawasih, kita juga ada trekking, banyak yang lain,” lanjut Ina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com