Namun, Adi menyatakan hal ini tidak telepas dengan adanya tren rasa di kalangan pecinta kopi. Tren rasa inilah yang menyebabkan popularitas geisha semakin naik daun.
Geisha juga varietas yang sulit tumbuh. Tanaman berbuah sangat sedikit tapi pemeliharaannya tinggi.
Pohon Gesha memiliki sistem akar yang lebih pendek dari biasanya dan temperamental mengenai ketinggian.
Jika mereka tumbuh terlalu rendah, tanaman rentan terhadap serangan hama dan jamur. Tetapi jika mereka tumbuh terlalu tinggi, daun dan ceri terkena sinar matahari dan cenderung terbakar.
“Gesha baru dapat tumbuh di ketinggian 1.600 mdpl (meter di atas permukaan laut) dan biasanya sampai 2.100 mdpl,” kata Adi.
Geisha juga membutuhkan komitmen dan pendidikan. Untuk jumlah waktu dan energi yang sama yang penting untuk menumbuhkan tanaman geisha yang cemerlang, banyak petani bisa membuat pohon kopi lain dan mulai mengambil untung dari tanaman mereka.
Pohon kopi geisha membutuhkan waktu lebih lama dari pohon kopi rata-rata untuk berbuah, membutuhkan delapan tahun dibandingkan dengan yang biasa 4-5 tahun.
Walaupun geisha dapat menawarkan pengalaman kopi yang luar biasa, Gesha tidak datang tanpa risiko dan tantangan yang adil bagi mereka yang ingin memproduksinya.
Proses penanaman yang rumit dan lama ini membuat supply dari kopi ini sedikit. Namun, penikmat yang mencari kopi ini cukup banyak, sampai harus diadakan lelang untuk membelinya.
Untuk kamu yang ingin mencicipi kopi ini, beberapa toko kopi dan situs penualan online sudah menjual kopi ini di Indonesia.
Beberapa toko kopi menjual segelas kopi ini seharga Rp75.000-Rp100.000. Ada juga biji kopi yang bisa kamu bawa pulang, tapi jangan kaget bila kamu harus mengeluarkan dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk membawa pulang 100 gram biji kopi geisha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.