Selain Desa Wisata Nyuh Kuning Ubud, ada juga Desa Petulu. Desa ini menjadi tempat koloni tetap untuk habitat burung bangau yang dalam bahasa Bali disebut juga kokokan atau kokoan. Kamu dapat mengamati pola hidup burung ini sambil mendengarkan kicauannya yang menenangkan.
Burung kokokan dipercaya menjadi pengawal Ida Bhatara di Pura setempat. Mereka juga menjaga desa dari gangguan hama persawahan. Tidak heran, populasi burung kokokan yang mencapai ribuan ini menyatu dengan kehidupan warga Desa Petulu.
Desa ini berada di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Disarankan untuk datang di sore hari karena disaat inilah ribuan burung kokoan kembali ke sarangnya. Bila kamu datang di siang hari, kamu hanya dapat menemukan burung kokoan jantan saja.
Museum ini meramaikan deretan museum seni yang berada di Bali. Sesuai dengan namanya, museum ini dimiliki oleh seniman sekaligus kolektor seni bernama Nyoman Rudana. Museum yang berdiri 11 Agustus 1995 ini, menawarkan beragam koleksi seni dari seniman ternama di dunia.
Museum ini menawarkan karya seniman lokal Bali seperti, I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Ketut Kobot, Wayan Bendi, Made Wianta, dan lain-lain. Ada juga karya seniman asing seperti, Antonio Blanco, Yuri Gorbachev (Rusia), Jafar Islah (Kuwait) dan Iyama Tadayuki (Jepang), dan masih banyak lagi.
Museum ini berada di Jalan Cokorda Rai Pudak No. 44, Desa Peliatan, Ubud. Museum terbuka untuk umum pada jam 08.00-17.00 Wita.
Pura satu ini berada di bagian barat daya dari kawasan monkey forest Ubud. Pura ini diperuntukan untuk memuja Dewa Siwa. Pura ini memiliki nama asli Pura Dalem Agung, tetapi karena banyaknya pura bernama sama, masyarakat lokal menambahkan kata Padangtegal.
Diperkirakan Pura Dalem Agung telah dibangun sekitar abad ke 14 pertengahan, ketika wilayah Ubud Bali di kuasai oleh dinasti Pejeng. Kamu bisa melihat warga Hindu Bali menyelengarakan upacara keagmaan mereka.
Lokasi pura berada di Jalan Monkey Forest, Ubud, Kecamatan Ubud. Kamu hanya perlu membayar tiket masuk ke kawasan Monkey Forest saja.
Pura Gunung Lebah unik dikarenakan letaknya yang berada di bawah jembatan sungai Campuhan Ubud. Pura ini diprediksi dibangun pada abad ke 8 oleh seorang pendeta dari India bernama Rsi Markandeya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.