Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Kondisi Jalan Menuju Negeri di Atas Awan Banten?

Kompas.com - 23/09/2019, 19:13 WIB
Albert Supargo,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Desa Citorek yang berada di Kabupaten Lebak, Banten, baru-baru ini viral di sosial media. Desa yang termasuk dalam Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) ini viral karena menawarkan panorama indah layaknya di atas awan.

Tempat ini pun diberi julukan Negeri di Atas Awan yaitu sebuah kawasan di puncak Gunung Luhur. Negeri di Atas Awan Gunung Luhur ini memiliki ketinggian 901 mdpl (meter di atas permukaan laut).

Baca juga: Belum Siap Jadi Obyek Wisata, Pengunjung Negeri di Atas Awan Banten Keburu Membludak

Hamparan awan ini tidak selalu muncul setiap saat, biasanya muncul di 05.30 hingga pukul 08.00 WIB.

Usai viral di media sosial, pengunjung ke obyek wisata Gunung Luhur membludak. Pada akhir pekan kemarin, jumlah wisatawan yang datang mencapai 30.000 orang.

Jumlahnya melebihi kunjungan pada pekan-pekan sebelumnya, ditandai dengan muncul macet beberapa kilometer sebelum puncak. Kondisi ini membuat banyak wisatawan yang gagal menuju puncak di ketinggian. Mereka yang awalnya ingin menikmati hamparan awan harus gigit jari bahkan putar balik kendaraan.

Baca juga: Negeri di Atas Awan Dikeluhkan Macet dan Berdebu, Ini Penjelasan Pengelola

Beberapa video yang viral menunjukkan jalan menuju ke puncak masih belum beraspal. Kondisi jalan bertanah yang dipadati kendaraan pun membuat udara menjadi berdebu.

Suasana di obyek wisata negeri di atas awan Gunung Luhur pada Minggu (22/9/2019). Sejak viral di media sosial Gunung Luhur di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten dipadati pengunjung hingga mencapai rekor 30 ribu wisatawan.KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Suasana di obyek wisata negeri di atas awan Gunung Luhur pada Minggu (22/9/2019). Sejak viral di media sosial Gunung Luhur di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten dipadati pengunjung hingga mencapai rekor 30 ribu wisatawan.

Menurut Desta, salah satu perwakilan Generasi Pesona Indonesia (GENPI) Lebak, Negeri di Atas Awan Lebak Banten bisa dikunjungi dengan naik kendaraan pribadi maupun transportasi umum.

Jika dengan kendaraan pribadi, kamu perlu mewaspadai beberapa titik karena ada beberapa jalanan yang masih dalam pembangunan.

“Untuk jalan menuju lokasi. Sudah dalam pembangunan jalannya di-cor oleh pemerintah daerah. Namun ada beberapa titik yang harus diwaspadai,” kata Desta saat dihubungi oleh Kompas.com, Sabtu (22/9/2019).

Baca juga: Negeri di Atas Awan Gunung Luhur, Ditemukan, Viral, hingga Pengunjung Membeludak

Rintangan pertama yakni jalan kecil sekitar 2 kilometer di depan Pesantren Lasanta, yang terdapat aliran irigrasi. Rintangan kedua adalah beberapa tanjakan yang curam, berbatu dan memiliki belokan langsung.

Rintangan ketiga yakni jalan melandai sepanjang satu kilometer sebelum lokasi Gunung Luhur, ditambah kondisi tanah masih tanah berbatu karena adanya pemadatan tanah.

“Kalau jalan rusak ada di beberapa spot aja. Itu karena masih pembangunan,” ujar Desta.

Transportasi umum

Menurut Desta, jika berencana mengunjungi tempat ini menggunakan transportasi umum, kamu bisa menggunakan KRL Commuterline dari Jakarta dan turun di Stasiun Rangkasbitung. Lalu berjalan kaki ke Terminal Lama.

Jika dengan bus, bisa naik bus Bekasi-Rangkasbitung dan turun di Terminal Mandala di Rangkasbitung lalu naik angkutan umum ke Terminal Lama.

Pengunjung tengah menikmati panorama hamparan awan di Gunung Luhur Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (18/9/2019)KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Pengunjung tengah menikmati panorama hamparan awan di Gunung Luhur Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (18/9/2019)

Setelah sampai ke Terminal Lama, perjalanan dari terminal menuju Desa Citorek dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan Elf dan turun di Citorek Kidul atau Ciusul yang merupakan perkampungan terakhir menuju Gunung Luhur.

Baca juga: Open Trip ke Negeri di Atas Awan Banten, Pesertanya Membludak

Ongkos Elf ke Gunung Luhur berkisar dari Rp 40.000-50.000. Lama perjalanan dari terminal ke Gunung Luhur memakan waktu sekitar 3-4 jam dengan jarak tempuh 70 kilometer. Perjalanan lalu dapat dilanjutkan dengan mengendarai ojek.

Sementara itu, dalam kesempatan yang berbeda, saat ditemui Kompas.com dalam acara jumpa pers Festival Tanjung Lesung, di Jakarta, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Eneng Nurcahyati menyebutkan bahwa ada beberapa pembangunan fasilitas di kawasan tersebut.

Baca juga: Negeri di Atas Awan Banten, Sudah Siapkah Menerima Limpahan Wisatawan?

"Sekarang sudah ada trek untuk jalan, pagar pelindung, kemudian ada sarana home stay juga, sudah ada juga beberapa villa, ada toilet umum, dan harus ditambah lagi," elas Eneng Nurcahyati, saat ditemui di Menara Batavia, Jakarta, Kamis (19/9/2019).

Fasilitas lainnya yang disiapkan adalah tempat parkir. Saat ini pihaknya tengah mencari lahan untuk tempat parkir. Lahan yang tidak banyak, membuat Pemda Banten, harus memutar otak dalam menyediakan tempat parkir untuk pengunjung Gunung Luhur.

"Daya dukung kendaraan masih dipikirkan, jangan sampai banyak kendaraan sampai di atas, membahayakan karena tidak cukup banyak juga di atas untuk bisa parkir,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com