Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Makam, Ini Peninggalan Sejarah Keraton Kartasura yang Masih Ada

Kompas.com - 24/09/2019, 08:59 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

SUKOHARJO, KOMPAS.com – Kabupaten Sukoharjo memiliki peninggalan sejarah dari salah satu kerajaan besar di masa lampau, Mataram Islam. Peninggalan berupa istana itu adalah Keraton Kartasura.

Meski dulunya merupakan sebuah istana, kini Keraton Kartasura menjadi sebuah kompleks permakaman. Meski demikian, tempat ini tetap menjadi situs yang tidak bisa lepas dari sejarah Mataram Islam.

Baca juga: Keraton Kartasura, Istana yang Menjadi Pemakaman

Keraton Kartasura tepatnya terletak di Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukoharjo, Jawa Tengah. Jarak Keraton Kartasura dengan Keraton Surakarta Hadiningrat adalah sekitar 11 kilometer.

Berikut ini 4 peninggalan Keraton Kartasura yang masih bisa ditemukan hingga sekarang:

1. Benteng Sri Menganti

Kompas.com sempat menjelajah kawasan Keraton Kartasura, Sabtu (14/9/2019). Salah satu peninggalan sejarah yang paling kentara adalah benteng bagian dalam keraton atau Benteng Sri Menganti.

Benteng yang terbuat dari bata merah ini masih mengelilingi kompleks Keraton Kartasura. Meski beberapa bagian sudah rusak dimakan usia, benteng ini masih komplet mengelilingi bagian dalam keraton.

Benteng Sri Menganti dan gerbang sisi utara Keraton Kartasura yang kini sudah ditutup.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Benteng Sri Menganti dan gerbang sisi utara Keraton Kartasura yang kini sudah ditutup.
Dahulu Benteng Sri Menganti ini memiliki ketinggian hingga enam meter dengan lebar mencapai dua meter. Prajurit keraton dahulu biasa berpatroli di atas benteng keraton, bahkan dengan mengendarai kuda.

Kini ketinggian dan lebar benteng sudah banyak berkurang. Hal itu disebabkan oleh usia yang sudah tua. Juru Kunci Keraton Kartasura, Surya Lesmana, juga menjelaskan jika naiknya permukaan tanah semakin memperparah kondisi benteng.

2. Jebolan Pecinan

Peninggalan sejarah selanjutnya merupakan saksi bisu kejadian besar di masa lalu, yakni Geger Pecinan. Pemberontakan orang-orang Tionghoa dan masyarakat anti-VOC tahun 1740 itu berhasil menginvasi Keraton Kartasura.

Pemberontak berhasil menjebol dinding benteng dengan menggunakan peledak dari mesiu. Raja Mataram Islam saat itu Pakubuwana II kemudian melarikan diri ke Ponorogo, sementara pemberontak mengangkat Raden Mas Garendi menjadi raja bergelar Amangkurat V.

Jebolan Pecinan yang merupakan peninggalan peristiwa Geger Pecinan di  Benteng Sri Menganti sisi utara Keraton Kartasura.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Jebolan Pecinan yang merupakan peninggalan peristiwa Geger Pecinan di Benteng Sri Menganti sisi utara Keraton Kartasura.
Dinding benteng yang jebol ini atau yang juga disebut sebagai Jebolan Pecinan ini hingga sekarang masih bisa ditemukan. Lokasi jebolan ada di sisi utara Benteng Sri Menganti.

Meski demikian, lubang di dinding benteng sudah ditambal agar orang-orang tidak bisa sembarangan keluar-masuk dari sana. Selain itu, lubang ditambal agar kondisi benteng tidak semakin parah.

3. Bekas kamar tidur raja

Tepat di sisi selatan Jebolan Pecinan, masih ada peninggalan lain yang bisa ditemukan. Dahulu, di sanalah letak kamar tidur raja yang tinggal di Keraton Kartasura. Meski demikian, peninggalan yang ada bukan lagi berwujud kamar.

Situs bekas kamar tidur raja di Keraton Kartasura.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Situs bekas kamar tidur raja di Keraton Kartasura.

Hanya ada dua batu besar yang ditutup kain. Dua batu itu ada di atas semacam panggung. Tidak ada peninggalan berupa tempat tidur atau bangunan lain yang menyerupai kamar tidur.

Baca juga: Situs Kerto, Keraton Kedua Mataram Islam yang Seakan Menghilang

Dikisahkan jika pemberontak Geger Pecinan langsung menyerbu melalui bagian benteng yang dekat dengan kamar tidur raja. Tujuan pemberontak adalah agar bisa langsung menangkap Raja Pakubuwana II.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com