Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Warung Pecel? Spanduk "Gedung Ini Jadi Warung Pecel" di Demo Mahasiswa Malang

Kompas.com - 25/09/2019, 10:05 WIB
Silvita Agmasari,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari belakangan, aksi demonstrasi mahasiswa di berbagai daerah menjadi sorotan. Hal yang menarik, mahasiswa milenial dan generasi Z ini memboyong spanduk serta poster dengan tulisan kritis tetapi jenaka.

Baca juga: Ketika Milenial Bersuara, Spanduk Nyeleneh Pun Tak Bisa Diremehkan...

Salah satu yang menarik perhatian adalah spanduk yang ditempel di pagar gedung DPRD Malang, Jawa Timur.

Baca juga: Bagaimana Cata Membedakan Pecel, Karedok, dan Gado-Gado?

"Gedung ini jadi warung pecel," demikian tertulis di spanduk berwarna putih tersebut.

Mahasiswa orasi di depan gedung DPRD Malang, Jawa Timur. Dok. Tribun Madura Mahasiswa orasi di depan gedung DPRD Malang, Jawa Timur.
Spanduk berukuran besar itu seakan "menyegel" pagar gedung DPRD Malang.

Sebagaimana diketahui, Malang selama ini identik dengan bakso. Wisatawan yang berkunjung kerap mencari bakso Malang.

Hal yang cukup menarik, mengapa warung pecel yang tertulis di spanduk tersebut?

Baca juga: Beragam Pecel Khas Indonesia, Kamu Suka yang Mana?

Jika dirunut dari sejarah, pecel melambangkan kesederhanaan dan perjalanan. Hal ini pernah disampaikan oleh Pemerhati Kuliner Indonesia, peneliti pangan UGM, dan penulis buku kuliner Prof. Dr. Murdijati Gardjito.

"Menurut Babad Tanah Jawi, pecel asal muasalnya diceriterakan dihidangkan di daerah Yogyakarta. Dipecel berarti daun daunan yang direbus kemudian dibuang airnya dengan diperas," kata Murdijati Gardjito, dalam sebuah wawancara dengan Kompas.com, Kamis (22/2/2018).

Murdijati menuturkan kisah dari Babad Tanah Jawi yaitu Sunan Kalijaga bertemu dengan Ki Gede Pamanahan di pinggir sungai pada saat tengah hari.

Ki Gede Pamanahan menghidangkan sepiring sayuran sambel pecel dan nasi serta lauk pauk yg lain.

Sunan Kalijaga kemudian bertanya "Hidangan apa ini?". Maka dijawab oleh Ki Gede Pamanahan, "Puniko ron ingkang dipun pecel," yang berarti "Ini adalah dedaunan yang direbus dan diperas airnya".

Baca juga: 7 Pecel yang Wajib Anda Coba Saat Berkunjung ke Kota Semarang

Pecel Mbok Sumo di Kota Semarang, Jawa Tengah.TRIBUN JATENG/LIKE ADELIA Pecel Mbok Sumo di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Biasanya sayuran dipecel berupa bayam, kangkung, ubi jalar, daun ketela, daun beluntas, daun pegagan, kecombrang, polong, kacang panjang, kecipir, kecambah.

Bahan pecel umumnya didapat di pekarangan, pinggir sawah, bahkan kadang tumbuh liar di tepi jalan.

Sebagai penambah rasa ada sambel pecel yang disiram di atas aneka sayuran rebus tersebut. Sambel pecel dari ulekan kacang tanah halus memiliki cita rasa manis, asam, pedas, dan gurih.

Murdijati menyebutkan bahwa pecel adalah lambang kesederhanaan dan perjalanan. Salah satu buktinya pecel adalah hidangan yang paling sering ditemui di sepanjang perjalanan kereta api.

Baca juga: Kenapa Soto Lamongan Selalu Ditemani Pecel Lele?

Murdijati juga mengatakan pecel berhasil menembus semua kalangan. Ia disantap oleh berbagai kalangan masyarakat, dijual di pedagang kaki lima sampai hotel bintang lima. Tak kalah penting, pecel memiliki gizi tinggi.

Berdasarkan pengalaman Kompas.com saat meliput kuliner legendaris di Malang pada tahun 2018, sangat mudah menemukan pecel di Malang.

Makanan ini jadi sarapan andalan warga Malang. Tak perlu menghabiskan banyak uang untuk menyantap pecel, tetapi tetap mengenyangkan dan memberi tenaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com