Share this page

Mengenal Kain Tapis, Tenun Lampung yang Sudah Membudaya Ratusan Tahun

Kompas.com - 26/Sep/2019 , 15:19 WIB

Mengenal Kain Tapis, Tenun Lampung yang Sudah Membudaya Ratusan Tahun

KOMPAS.com -  Seperti daerah lainnya, Lampung memiliki kain tenun khas dengan ragam motif dan warna. Tenun dari Lampung lebih dikenal dengan kain tapis yang saat ini masih dibuat dengan cara tradisional, tapi bernilai jual tinggi.

Kain tapis merupakan lembar tenun berbentuk sarung yang dipakai oleh wanita di Lampung. Sarung ini terbuat dari tenunan benang kapas dengan berbagai motif dari benang perak atau benang emas dengan sistem sulam atau masyarakat menyebutnya cucuk.

Kain tapis merupakan salah satu upaya masyarakat Lampung dalam menyelaraskan kehidupan, termasuk hubungan dengan lingkungan maupun Sang Pencipta. Motif yang disulam pada tapis biasanya motif alam, flora dan fauna.

Beberapa kain tapis juga memiliki motif yang bertema kehidupan rumah tangga, contohnya tapis cucuk andak.

Sedangkan tapis pepadun, tapis peminggir, tapis lawa dan tapis ambung biasanya memiliki motif yang dipengaruhi daerah asalnya. Sementara tapis peminggir (pesisir) lebih sering mengangkat tema flora dan tapis pepadun (pedalaman) cenderung sederhana dan kaku.

Menurut sejarah, kain tapis sudah ada sejak abad ke-2 Sebelum Masehi. Artinya budaya ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Pada masa pembuatan pertama, kain tapis memiliki motif kait dan kunci, pohon hayat dan bangunan yang berisikan roh manusia yang sudah meninggal. Ada juga kain tapis yang disulam dengan benang sutera putih yang disebut kain tapis Inuh.

Hingga saat ini, kain tapis masih dibuat secara tradisional. Satu helai kain tapis biasanya membutuhkan waktu hingga berminggu-minggu, tergantung kerumitan motif, proporsi penggunaan benang emas serta umur kain. Tak heran jika harga kain tapis lebih mahal.

Penggunaan kain tapis juga tidak bisa sembarangan, tergantung siapa yang menggunakan dan acara yang digelar. Kain tapis juga dibagi berdasarkan asal pemakainya. Mulai dari kain tapis dari Pesisir, Pubian Telu Suku, Sungai Way Kanan, Tulang Bawang Mego Pak, Abung Siwo Mega dan lainnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, kain tapis juga semakin beragam, mulai dari motif dan warna. Pembuatan kain tapis juga ada yang menggunakan mesin bordir. Dengan menggunakan mesin, produksi kain tapis bisa dilakukan secara massal dan waktu pengerjannya juga lebih cepat.


Teknik bordir juga dibagi menjadi manual dan dengan komputer. Dari segi harga, tapis dengan menggunakan mesin bordir lebih mahal karena tingkat kerumitan saat pengerjaan.

Baca artikel lainnya:

Berwisata ke Berbagai Desa Kerajinan di Bali

Mengenal Keistimewaan Kain Tenun Silungkang dari Sumatera Barat

Tenun Maumere, Lembaran Indah, Identitas Perempuan Sikka

Baca kisah lain mengenai budaya di Indonesia lewat laman Pesona Indonesia.

 

KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya